Bacaan 1: Kej 17:3-9
Injil: Yoh 8:51-59
Kata “setia” banyak dimaknai oleh orang sesuai dengan apa yang mereka alami atau konteksnya. Ada yang menghubungkannya dengan sebuah pengabdian dan kepatuhan.
Sabrina Romanoff (psikolog Unuversitas Yeshiva) mendefinisikan kesetiaan sebagai sikap tidak berkhianat, tidak menipu dan tidak meninggalkan, merupakan sebuah penghargaan atas sikap baik pihak lain.
Katanya, “Hubungan yang berlandaskan pada kesetiaan yang kuat satu sama lain akan menjadi sebuah hubungan harmonis dan sejati. Hubungan yang akan berlangsung lama juga biasanya didasari oleh kenyamanan satu sama lain tanpa takut ditinggalkan oleh pasangan.”
Jadi, kesetiaan perlu dedikasi dalam hal kejujuran, kepercayaan dan dukungan antar pihak.
Setia merupakan bukti paling nyata cinta seseorang.
Kadang seseorang yang mewujudkan kesetiaan sering terlihat seperti orang gila bahkan dianggap kerasukan setan karena melakukan banyak hal yang dianggap tidak masuk akal. Hal ini seperti yang dialami Tuhan Yesus, Ia dianggap gila dan kerasukan setan oleh para ulama Yahudi.
Sebagai murid Kristus maka dituntut setia dalam hal pelaksanaan firman-Nya seperti disabdakan-Nya sendiri dalam sebuah perdebatan sengit dengan para ulama Yahudi di Bait Allah. Atas kesetiaan itu, Tuhan Yesus menjanjikan kasih karunia hidup kekal.
“Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.”
Kepada Bapa Abraham pun, Allah menuntut kesetiaan agar semua janji-Nya bisa terwujud. Ada empat hal yang dijanjikan-Nya pada Abraham:
- Menjadi Bapa sejumlah besar bangsa.
- Keturunannya menjadi bangsa-bangsa, serta menjadi raja-raja.
- Perjanjian kekal bahwa Dia menjadi Allahnya dan Allah keturunannya.
- Tanah Kanaan menjadi “Tanah Terjanji” untuk selama-lamanya.
Dengan syarat: Abraham dan keturunannya harus setia.
“Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun.”
Pesan hari ini
Menjaga sebuah kesetiaan bukan perkara yang mudah dan tentu butuh usaha yang tak main-main. Tetaplah setia dan teguh dalam iman Kristus agar hidupmu tak kan pernah berakhir.
“Hanya kesetiaan pada prinsiplah yang akan memanggil kesetiaan-kesetiaan terbaik lainnya.”