MISA penjubahan bagi para Frater Tahun Orientasi Rohani (TOR) di Keuskupan Ketapang biasanya dilaksanakan di Malang atau Kentungan. Tetapi kali ini dilakukan di Keuskupan Ketapang.
Peristiwa ini merupakan pertama kalinya terjadi di Keuskupan Ketapang sendiri. Maka menjadi suatu peristiwa bersejarah dan berkesan bagi para umat Kota Ketapang.
Setelah mengalami masa formatio di Seminari Santo Laurensius Ketapang selama tiga bulan dan retret penegasan, para Frater TOR merasa mantap untuk melanjutkan panggilan mereka dengan menerima jubah sebagai tanda penerimaan misi.
Para frater tersebut adalah:
- Frater Alexander Fransesco Agnes Ranubaya.
- Frater Mikael Lipo.
- Frater Kristoforus Reginald Siddarta.
Mereka adalah frater-frater yang latar belakangnya sudah menyelesaikan S1 dan telah mapan dalam bekerja. Ada yang bekerja sebagai guru dan PNS, ada yang sebagai pengacara dan juga staff salah satu Hotel ternama di Kota Ketapang.
Tuhan tak habis akal
Namun karena Tuhan tidak kehabisan cara, demikian Rektor Seminari Santo Laurensius Romo Andreas Setyo Budi Sambodo membacakan pembukaan misa. Cara Tuhan yang ajaib memanggil ketiga Frater ini untuk meninggalkan semuanya itu dan menanggapi cinta kasih Allah dengan bersedia mengabdi pada Kristus dan Gereja.
Misa tersebut dilaksanakan secara live streaming dan diikuti oleh para umat di Gereja Katedral St. Gemma Galgani Ketapang. Selain misa penjubahan, seluruh Gereja Katolik merayakan Hari juga sekalian Minggu Misi.
Meskipun diramaikan oleh umat, tata cara tetap menyesuaikan protokol kesehatan yang telah dijalankan selama ini dengan menggunakan masker, menjaga jarak dan juga mencuci tangan sebelum atau sesudah masuk Gereja.
Misa dipimpin oleh Bapa Uskup Mgr. Pius Riana Prabdi, Romo Laurensius Sutadi (Vikjen Keuskupan Ketapang), Romo Andreas Setyo Budi Sambodo (Rektor), dan Romo Fransiskus Suandi (Wakil Rektor).
Tidak hanya itu, misa spesial ini dihadiri oleh para seminaris Santo Laurensius Ketapang sekaligus yang bertugas sebagai anggota paduan suara.
Menjadi alat-Nya
Mgr. Pius mengatakan bahwa Tuhan berkuasa untuk memanggil siapapun dalam keadaan apapun asal membuka hati kepada-Nya. Maka, ketiga frater ini menjadi bukti bahwa Tuhan berkuasa menanggil mereka untuk memanggil dan menggunakan mereka sebagai alat-Nya.
Bagi manusia hal tersebut mustahil atau tidak disangka-sangka, ketika orang-orang beramai-ramai mencari pekerjaan, mencari nafkah, mencari jabatan, mereka bertiga ini malah mencari hal yang tidak dicari oleh kebanyakan manusia.
Dalam situasi covid seperti ini, Uskup Ketapang menyerukan misi kita untuk meninggalkan pribadi yang mementingkan diri sendiri dan berubah menjadi pribadi yang berbagi, melayani dan mendoakan.
Mgr. Pius meminta kita merefleksikan gambar dan tulisan pada mata uang yang tercatat di dalam Injil hari ini sebagai pribadi kita manusia yang merupakan gambar dan tulisan dari rencana Allah, seluruh diri kita sepenuh-penuhnya diberikan kepada Allah dan hanya kepada Allah kita bersyukur.
Semoga ketiga frater yang menerima jubah ini semakin dikuatkan, diteguhkan, agar perjalanan hidup panggilan mereka senantiasa sesuai dengan gambar dan tulisan rencana Allah.
Sebab panggilan adalah misteri, namun Tuhan berkuasa menggunakan mereka karena mereka bersedia membuka hatinya kepada Allah.
Luar biasa….. Hidup sudah mapan tapi, memilih ikut panggilan Tuhan…..
Proficiat untuk 3 frater diosesan K. Ketapang
Tuaian memang banyak tetapi pekerja sedikit!
Apa yang tidak mungkin terjadi… bagi Tuhan sangatlah mudah.
Proficiat untuk 3 frater semoga berjalan lancar