Rabu, 4 Juni 2025
Kis. 20:28-38.
Mzm. 68:29-30,33-35a,35b-36c. Yoh. 17:11b-19
BANYAK orang mencari kebahagiaan dalam hal-hal yang fana: harta, pengakuan, kesenangan sesaat. Namun, ada sesuatu yang jauh lebih dalam dari sekadar rasa senang, itulah sukacita sejati.
Sukacita bukan sekadar perasaan yang datang dan pergi seperti gelombang emosi. Ia berakar dalam kedalaman jiwa, dan berasal dari satu sumber: Roh Kudus.
Ketika kita merasakan sukacita sejati, kita tahu itu bukan hanya karena sesuatu berjalan sesuai rencana.
Sukacita adalah pengalaman batin yang membawa damai di tengah badai, rasa syukur di tengah kekurangan, dan harapan di tengah luka. Ia adalah tanda bahwa Tuhan hadir, diam-diam, lembut, tapi nyata.
Ada saat-saat di mana air mata tetap mengalir, tetapi hati kita merasa tenang. Ada saat-saat ketika kita tak mengerti rencana Tuhan, tapi hati kita tetap bisa bersyukur.
Inilah sukacita yang sejati: bukan karena semuanya sempurna, tetapi karena kita tahu kita tidak sendiri. Tuhan beserta kita.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat.”
Yesus tidak berdoa agar kita lari dari kehidupan ini, tetapi agar kita tetap setia dalam kehidupan ini, dengan perlindungan dari Bapa. Inilah bentuk kasih yang dalam: bukan membebaskan kita dari perjuangan, tetapi menyertai dan menjaga kita di dalamnya.
Ia tidak berjanji bahwa hidup akan bebas dari badai. Tapi Ia berjanji bahwa kita tidak akan tenggelam selama kita berpegang kepada-Nya.
Doa Yesus adalah doa perlindungan, bukan penghindaran. Sebab di sinilah tugas kita: menjadi terang di tengah gelap, menjadi garam di tengah dunia yang tawar.
Kita bekerja, belajar, membangun keluarga, menghadapi tantangan, namun kita tidak boleh membiarkan dunia mencuri nilai-nilai Kerajaan Allah dari hati kita. Kita hidup di dunia, tapi kita tidak hidup menurut dunia.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku bersandar pada perlindungan Tuhan, atau hanya mengandalkan diriku sendiri?