Bacaan 1: 2Mak. 7:1. 20-31
Injil: Luk. 19:11-28
Suatu ketika saya hendak menggunakan taxi online untuk tujuan jarak sangat dekat. Beberapa taxi online saat mengetahui tujuan saya, lalu membatalkannya. Namun akhirnya ada juga yang mau menanggapi dan mengangkut saya.
Saat di mobil, saya menayakan kepada “driver” mengapa ia mau menanggapi orderan saya. Dia menjawab bahwa justru karena ia sering mengambil jarak-jarak dekat maka pengelola mau memberikan orderan-orderan jarak jauh.
“Driver” tersebut mau mengerjakan hal-hal remeh temeh (jarak pendek) dan oleh pengelola dianggap sebagai sikap baik dan bertanggung jawab atas profesinya. Sehingga ia mendapat kompensasi “bonus” jarak jauh.
Dalam bacaan-bacaan hari ini, saya mendapatkan pengajaran tentang arti bertanggung jawab.
Sepuluh orang diberikan modal masing-masing satu Mina untuk “dikembangkan” selagi sang tuan (pemilik Mina) pergi jauh.
1 Mina = 100 dinar
Pada zaman Yesus, upah kerja satu hari adalah satu dinar. Jika melihat UMR 2023 di DKI Jakarta adalah Rp 165,000.- sehari maka satu Mina kira-kira setara dengan Rp 16,500,000.-. Artinya, 1 Mina merupakan angka yang cukup kecil untuk modal bisnis.
Satu Mina dikembangkan menghasilkan sepuluh Mina dan lima Mina. Atas keberhasilan itu, mereka dipuji tuannya sebagai orang-orang baik yang setia pada hal-hal kecil.
Mereka mendapatkan balasan upah, tanggung jawab yang lebih besar yaitu mengelola sepuluh kota dan lima kota.
Sedangkan satu orang yang malas karena tidak mau mengembangkan Mina-nya maka modalnya itu diambil dan diberikan kepada orang yang paling rajin.
“Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ada padanya.”
Makan daging babi dan murtad bagi setiap orang Yahudi seharusnya adalah “hal yang sangat mudah” untuk dilakukan (bukan sesuatu yang berat). Namun ada sikap tanggung jawab yang dituntut kepadanya, yaitu ketaatan (sesuatu yang berat dilakukan).
Orang Yahudi yang taat agama, lebih mau mati terhormat dengan berpegang teguh pada iman daripada harus murtad.
“Kamu menunggu siapa? Aku tidak mentaati penetapan raja. Sebaliknya aku taat kepada segala ketetapan Taurat yang sudah diberikan oleh Musa kepada nenek moyang kami.”
Demikian kata anak bungsu yang dipaksa murtad oleh Raja Antiokhus Epifanes.
Pesan hari ini
Mereka yang setia pada perkara kecil maka akan mendapatkan (upah) tanggung jawab yang lebih besar lagi.
“Selesaikan semua pekerjaanmu hari ini, demi hari esok yang luar biasa.”