Buku “Spiritualitas Yesuit dalam Keseharian”, Tiga Warisan Utama Ignatius: Latihan Rohani, Konstitusi, Kisah Peziarah (2)

0
3,045 views

MARI kita pertama-tama bertanya:  darimana para Jesuit  mengambil sumber inspirasi rohani untuk mengisi ‘tengki’ spiritualiastasnya (baca: semangat Ignatian-nya)?

Tentang hal itu , penulis buku Pastor James “Jim” Martin SJ dalam bukunya Spiritualitas Yesuit dalam Keseharian memberi jawaban jelas dan tegas, yakni Latihan Rohani, Konstitusi, dan otobiografi Santo Ignatius de Loyola –sang pendiri Ordo Serikat Yesus (Jesuit).

Konstitusi tentang cara hidup Jesuit

Sepanjang masa hidupnya di Roma, Ignatius  menyediakan banyak waktu untuk menulis Konstitusi Serikat Yesus. Inilah dokumen otentik berisi  serangkaian pedoman umum yang mengatur cara hidup para Yesuit: bagaimana cara hidup bersama dalam komunitas, cara menjalankan berbagai karya, dan gaya melakoni cara hidup di mana segala sesuatu saling terkait.  Pendek kata, Konstitusi bicara tentang hampir segala aspek kehidupan para Yesuit.

“Konstitusi adalah sumber lain untuk memahami kekhasan  spiritualitas Ignasian,” tulis Jim Martin dalam buku tebal nan apik itu yang aslinya berjudul  The Jesuit Guide to (Almost) Everything: A Spirituality for Real Life yang dinobatkan sebagai best-seller tahun 2010 oleh koran beken The New York Times di tahun yang sama.

Regula hidup bhakti

Konstitusi sering kali disebut dengan istilah lain yakni regula atau dalam bentuk jamaknya regulae sesuai kaidah bahasa Latin.

Sebagaimana regula Santo Benediktus  juga  mengatur gaya dan irama hidup para rabih Ordo Benediktin, maka demikian pula Konstitusi dan Latihan Rohani  juga mendasari spiritualitas Yesuit. Dengan demikian, regula  itu merupakan ‘jalan’  menuju spitualitas yang telah mendasarinya atau ‘kharisma’  tarekat religius yang mendasarkan hidupnya atas dasar regula itu.

Baca juga:   Buku Apik James Martin SJ “Spiritualitas Yesuit dalam Keseharian”, Apa itu Spiritualitas? (1)

Buku “Konstitusi Serikat Yesus”.

Bagi para Yesuit, Latihan Rohani adalah tentang bagaimana menghidupi keseharian mereka, sedangkan Konstitusi itu mengatur bagaimana para Jesuit itu harus  hidup bersama dalam sebuah komunitas orang lain.

Latihan Rohani adalah tentang diri pribadi Jesuit dengan Tuhan, sedangkan Konstitusi  adalah tentang para Jesuit dan sesama saudara se-Serikat Yesus.

Dalam Konstitusi, Ignatius mencurahkan banyak  ide tentang bagaimana Yesuit harus dididik, bagaimana mereka harus hidup bersama, bagaimana mereka bekerja sama dengan baik, karya apa yang harus mereka tangani, bagaimana seorang pembesar (superior) harus bertindak, bagaimana Yesuit yang sakit harus dirawat, tentang orang macam apa yang bisa dan tidak bisa diterima masuk dalam Serikat Yesus. Singkatnya, setiap sisi kehidupan Yesuit.

Konstitusi Serikat Yesus  merupakan sebuah refleksi atas kedalaman rohani Ignatius dan para sahabatnya yang biasa disebut ‘Patres Primi’ atau dalam bahasa modern the founding fathers.

André de Jaer, seorang Pastor Yesuit Belgia, mengatakan bahwa Konstitusi merupakan spiritualitas yang nyata, penuh dengan kebajikan mengenai hal yang konkret dan praktis.

Menjadi Yesuit yang fleksibel

Konstitusi memaparkan aturan-aturan detil mengenai  cara  hidup dalam komunitas, namun Ignatius  tetap ‘memberi ruang’ kebebasan dan peluang untuk mempraktikkan prinsip fleksibilitas.

Gagasan tentang fleksibilitas merupakan keunikan dalam Konstitusi Serikat Yesus.

Banyak hal dalam Konstitusi adalah mengenai keseharian dalam ordo religius bernama Serikat Yesus. Namun, kita  juga akan menemukan anjuran mengenai hidup sederhana, mengenai pengambilan keputusan, bekerjasama untuk tujuan yang sama, dan bergantung kepada rekan-rekan se-Serikat.

Dengan demikian, Konstitusi merupakan sumber referensi penting bukan hanya untuk para Yesuit, melainkan juga bagi mereka yang tertarik pada spiritualitas Ignasian.

Autobiografi St Ignatius yang  berjudul Kisah Seorang Peziarah , Latihan Rohani, dan Konstitusi adalah tiga sumber utama tentang spiritualitas Yesuit.

Surat-surat Ignatius

Namun, ada juga sumber-sumber lain yang dapat membantu kita memahami cara pandang Ignatius.

Santo Ignatius de Loyola. (Ist)

Yang pertama adalah rangkaian surat-surat Ignatius kepada para Jesuit Perdana yang diutusnya pergi kemana-mana, termasuk St. Fransiskus Xaverius yang berhasil menoreh catatan perjalanannya melewati Maluku, Indonesia. Melalui jalinan kontak surat-menyurat itulah, Ignatius berharap bisa dengan lebih intens menimbang-nimbang pertanyaan dan permasalahan mereka, dan kemudian bisa menjawabnya dengan penuh perhatian.

Surat-surat Ignatius itu merupakan bukti betapa pendiri Ordo Yesuit ini sangat  mencintai  dan melayani sesama. Dari kumpulan surat ini, kita dapat menimba banyak inspirasi spiritual Ignatius.

Sejarah karya para Yesuit

Sumber lain agar bisa memahami cara pandang Ignasian adalah melalui kegiatan para Yesuit. Dalam bukunya The First Jesuits, Pastor John W. O’Malley menunjukkan, agar memahami spiritualitas Ignasian, sangatlah penting untuk tidak hanya melihat apa yang pernah ditulis oleh para Yesuit.

Lebih dari itu, tulis O’Malley yang kemudian dikutip oleh Jim Martin,  kita juga perlu melihat dan mendengar apa saja yang telah di lakukan para Jesuit sejak dulu hingga sekarang. ”Sumber itu bukanlah dokumen,” tulis O’Malley. ”Sumber itu adalah sejarah sosial Ordo Serikat Yesus, khususnya di tahun-tahun pertamanya.” (Berlanjut)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here