Catatan Khusus Ensiklik ‘Laudato Si ‘ Versi Indonesia

2
8,910 views

Pada tanggal 18 Juni 2015 Ensiklik Laudato Si’ diterbitkan dalam delapan bahasa serentak (Italia, Jerman, Inggris, Spanyol, Prancis, Polandia, Portu, dan Arab).

Setelah mengunduh kelima versi yang pertama dan mulai membaca, timbullah keinginan untuk segera menerjemahkannya. Terjalinlah kerja sama dengan OBOR, yang akan menerbitkannya secara digital hingga dapat diunduh dengan mudah oleh banyak orang.

Penerjemahan Laudato Si’ ini saya lakukan sebagai ucapan syukur kepada Sang Pencipta langit dan bumi, dan sebagai ungkapan rasa hormat pada Paus Fransiskus yang mengundang semua manusia kepada suatu dialog tentang masa depan rumah kita bersama. Dalam pekerjaan ini saya digerakkan oleh semangat Santo Fransiskus Assisi yang memberi inspirasi bagi hidup saya sebagai seorang fransiskan. Terjemahan ini saya kerjakan pula sebagai wujud komitmen kepada Madre Terra, Ibu Pertiwi, Ibu Bumi.

Ketika mulai menerjemahkan Laudato Si’ kita segera dihadapkan dengan suatu keputusan yang harus diambil. Versi mana yang dijadikan dasar utama? Pilihan saya jatuh ke versi Prancis yang dari segi bentuk bahasa umumnya sangat dekat dengan versi Italia, Spanyol, dan Jerman. Versi Inggris, kalau kita perhatikan, menggunakan bentuk bahasa yang ada kalanya cukup berbeda: lebih menyapa pembaca (‘kita’), membongkar kalimat panjang, menggunakan ungkapan alternatif yang tampak lebih lazim di dunia Anglo- Saxon, memperlunak nada kritis, dan sering menggunakan idiom Inggris yang tak mudah diterjemahkan.

Versi Inggris itu memang enak dibaca, tetapi karena agak bebas dan idiomatis, dan melewati detail dan nuansa yang ditemukan sejajar dalam beberapa versi lain, kurang cocok untuk dijadikan teks dasar utama untuk terjemahan. Sementara memilih versi Prancis sebagai dasar utama untuk terjemahan Indonesia ini, versi Jerman dan Italia terus digunakan sebagai pembanding. Akan tetapi, bila suatu kalimat agak kompleks atau sulit diungkapkan dalam bahasa Indonesia, selalu diperhatikan pula jalan keluar yang diusulkan oleh versi Inggris.

Edisi Bahasa Indonesia ini mungkin masih jauh dari sempurna, namun diharapkan dapat membantu banyak pihak untuk lebih memahami dan segera menanggapi ajakan Paus Fransiskus yang prihatin atas situasi bumi dan dunia ciptaan Allah saat ini. Terima kasih kepada pembaca yang mau memberi usulan perbaikan terjemahan. Dan nanti masih akan ada edisi hard copy yang dengan teliti sedang dipersiapkan dan akan diterbitkan oleh Dokpen KWI.

Beberapa catatan khusus terkait dengan edisi Bahasa Indonesia ini:
1. Kata yang bermakna jamak (misalnya, ‘cities’ dalam bahasa Inggris) yang harfiah diterjemahkan dengan pengulangan kata (‘kota-kota’), tidak akan
diterjemahkan dengan memakai pengulangan itu kalau dari kalimat sendiri sudah cukup jelas bahwa maksudnya jamak atau umum. Juga dilakukan penghematan kata ‘sebuah’, ‘sesuatu’, ‘itu’, dan lain-lain sebagai terjemahan kata sandang dalam bahasa asing.

2. Kutipan Alkitab diambil dari Alkitab TB LAI/LBI (dengan memerhatikan juga revisi terjemahan yang sedang berlangsung, khususnya untuk Deuterokanonika,
yang belum terbit). Nama kitab ditulis lengkap demi pembaca yang tidak terbiasa dengan singkatan.

3. Kutipan dari Dokumen Gereja yang sudah ada terjemahannya dalam bahasa Indonesia, misalnya dari Evangelii Gaudium, Centesimus Annus, Lumen Fidei, diambil dari Seri Dokumen Gereja Dokpen KWI, sejauh tersedia di tempat terpencil saya. Untuk kutipan lain hendaknya ditunggu ketelitian hardcopy Dokpen
KWI nanti.

4. Terjemahan semua kutipan dari tulisan Fransiskus dari Assisi diambil dari terbitan resmi dalam bahasa
Indonesia. Lihat catatan kaki.

5. Dalam menerjemahkan beberapa kutipan dari pengarang lain diusahakan untuk bertolak dari versi aslinya; misalnya kutipan dari Guardini diterjemahkan dari Laudato Si’ versi Jerman, kutipan dari Yohanes dari Salib dari versi Spanyol.

Semoga terjemahan Laudato Si’ dalam bahasa Indonesia ini berguna bagi banyak orang untuk semakin memiliki kepedulian terhadap bumi dan segenap alam ciptaan serta umat manusia.

Penerjemah
Martin Harun, OFM

SILAKAN DOWNLOAD DOKUMEN DALAM BENTUK PDF. KLIK DI SINI

2 COMMENTS

  1. Saya yakin dalam menerjemahkannya pasti mengorbankan jiwa, tenaga, dan waktu. Terimakasih kepada penerjemah, berkah dalem 🙂

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here