WAJAH baru memimpin Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA). Namanya Hargo Mandirahardjo. Ia terpilih menjadi ketua baru ISKA periode 2017-2021, setelah terjadi musyawarah untuk bermufakat dengan dua kompetitornya yakni Adrianus Asia Sidot dan Ch. Arie Sulistiono memutuskan mengundurkan diri bertarung dalam ‘laga’ penuh dinamis untuk menjadi ‘orang nomor satu’ di organisasi cendikia katolik tertua di Indonesia ini.
Ia terpilih menjadi ketua baru ISKA di forum musyawarah nasional di Catholic Center, Medan, Sumut, Minggu 26 Maret 2017 lalu. Ia mengganti posisi yang ditinggalkan Muliawan Margadana, Ketua ISKA sebelumnya.
ISKA resmi berdiri sejak tahun 1958. Dan sebagai ketua baru ISKA, Hargo berkomitmen untuk membumikan Pancasila.
Dr. Sentot Suciarto, Ketua DPD ISKA Jateng, menilai proses pemilihan ketua baru ISKA secara aklamasi melalui musyawarah untuk mufakat membuktikan, ISKA mampu menyatukan cendekiawan Katolik dalam berkarya untuk Gereja dan bangsa , membuat kita tidak terpecah dan terkotak-kotak. “Adanya dinamika tinggi juga merupakan hal wajar, karena dengan kematangan dan semangat cinta kasih semua bisa terselesaikan dengan baik dan ini menunjukkan tingkat kedewasaan para pimpinan ISKA dari daerah. Kita semua berproses dan harus dicoba sekalipun tidak memuaskan semua pihak. Namun pada akhirnya para calonlah yang akan menentukan sikap bagi masa depan organisasi cendekia tertua di Indonesia ini,” ujar Sentot, alumnus Seminari Mertoyudan tahun masuk 1977.
“Memang ISKA mencoba mengetengahkan musyawarah untuk mufakat dengan melakukan langkah strategis dalam beberapa hal. Misalnya saja dalam pengambilan keputusan soal AD/ART, Reposisi Organisasi maupun penentuan Pimpinan tertinggi. Sebagai Organisasi cendekia, ISKA mampu mempertahankan platform sebagai organisasi yang konsisten dalam mendukung pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan organisasi,” ujar Yakobus Muda, Ketua ISKA DPC Nabire, usai berlangsung proses pemilihan.
Dr. Joko Wicoyo, Ketua DPD ISKA Yogyakarta, ikut menggarisbawahi tema yang diusung Munas ISKA di Medan adalah Revitalisasi Peradaban Pancasila menuju seabad Indonesia. Teema itu sangat relevan dengan situasi kekinian dan hanya perlu ditindaklanjuti dengan lebih terinci sesuai kondisi daerah. “Kami semua belajar untuk membumikan Pancasila yang diawali dari organisasi ISKA. Harus dimulai kami, karena thema itulah yang diusung. Harus ada niat baik dari kita semua dalam membumikan Pancasila untuk menyelesaikan persoalan yang ada. Tanpa ini semua, thema hanya menjadi wacana saja, ” demikian Dr. Joko Wicoyo, Ketua DPD ISKA Yogyakarta.
Ketua Umum Presidium ISKA (demisioner) Muliawan Margadana mengaku bangga atas apa yang telah berlangsung. Melalui organisasi cendekia tertua di Indonesia, Bangsa Indonesia harus meyakini bahwa musyawarah untuk mufakat alah pilihan yang terbaik dalam tradisi dan budaya berorganisasi dan berpolitik yang dititipkan para pendiri bangsa kepada Indonesia.
