MAKAN buah sehat adalah investasi kesehatan. Sebab buah-buahan juga punya khasiat ganda, buat kita. Satu memberi vitamin. Dan dua, detoksifikasi racun yang masuk ke dalam tubuh kita.
Yang menambah vitamin umumnya orang sudah mengenalnya. Seperti misalnya jeruk, jambu, strawberry, pepaya, mangga, melon, langsep, dll. Pertanyaannya, apakah, para orangtua sudah biasa memberikan buah sehat untuk buah hatinya? Sehingga bisa dipastikan bahwa setiap hari si buah hati pasti makan buah.
Di hotel-hotel, simbo negara atau masyarakat maju umumnya selalu tersedia jus jeruk atau jus (buah lain) sebagai mimuman pelengkap sarapan pagi. Sementara di masyarakat kita, kebanyakan, sarapan paginya, -kalau ada- belum tersedia atau menyediakan jus buah, atau buah segar.
Buah sehat itu memberi nutrisi yang diperlukan demi kesehatan kita. Yang kedua, buah membuat sehat karena buah tertentu dapat mendetok tubuh kita. Banyak orang di masyarakat kita yang belum menyadari atau belum tahu buah-buah apa saja yang bermanfaat untuk membantu detoksifikasi atau membuang racun yang masuk ke tubuh kita. Beberapa yang terkenal adalah manggis, mundu, sirsat, srikaya, apel, pir, jambu biji merah, alpokat, nanas, jeruk, dll.
Sayangnya masih saja terjadi kesalahan umum di masyarskat kita, yang sering kurang/ tidak disadari. Yaitu bahwa buah tidak disantap dalam wujud buah. Sebab yang diberikan ke anak sudah berupa jus buah. Akibatnya, anak tidak tahu bedanya mangga dan jambu. Ada pula kesalahan berpikir lain. Yakni ketika membuat jus buah untuk buah hatinya masih ditambahkan gula, pemanis. Tambahan gula justru mengurangi nilai sehatnya buah tersebut.
Di Taman Asih
Pengalaman kami, ada cukup banyak anak kami di Taman Asih Anak, ya harus kami ajari bagaimana caranya makan buah. Artimya, di rumah anak tersebut belum bisa -apalagi biasa- makan buah. Mungkin sudah biasa diberi jus buah, sehingga ketika harus makan buah, maunya langsung ditelan seperti ketika minum jus. Ya tentu saja anak klelegen. Bahkan ada anak, yang makan buah pisang, atau jeruk pun belum bisa. Makan pisang tidak dikunyah dulu. Jeruk cuma diisep airnya.
Cara makan buah yang kami ajarkan ada dua macam:
- Buah dipegang dengan tangan.
- Buah dimakan dengan sendok/garpu, sebab buah kami sajikan di piring/mangkok kecil, dalam bentuk potongan-potongan kecil.
Untuk mengenalkan jenis buah pada anak, si buah hati, sebaiknya diperlihatkan bentuk dan wujud buah aslinya sebelum dikupas atau dipotong. Kami, di Taman Asih selalu memberikan buah segar tanpa dijus. Demi kesehatan dan pembelajaran, buah tidak kami berikan dalam bentuk jus buah.
Konon menurut ahli kesehatan, akan lebih baik lagi jika buah disantap sebelum makan besar. Sebab buah lebih mudah dicerna. Maka, anak-anak kami ajak makan buah, sebelum jam makan siang. Buah kami berikan sebagai pengganti snack pagi. Yakni setelah anak-anak istirahat atau bangun tidur pagi. Sekitar jam 10.30 anak makan buah. Wajib. Anak yang belum bisa, kami ajari, mulai dari cara mengupas sampai cara menyantapnya. Kalau anak mau tambah tambah, selalu boleh.
Kadang malah kami haruskan untuk tambah. Sebab jika anak tidak menyukainya buah tertentu, dia akan makan berlambat lambat, di-emut, dilepeh atau dibuang di bawah meja, untuk menghindarinya.
Keistimewaan lain dari buah adalah bahwa buah itu tidak mengenyangkan. Artinya walau anak makan 2-3 potong pisang, alias satu atau satu setengangah pisang utuh, makan siangnya tetap habis juga.
Refleksi
Untuk kita, yang tinggal di Indonesia mestinya sadar paggilan dan pengutusan kita. Kita telah dianugerahi berlimpah buah-buahan. Baik jenis, bentuk maupun rasanya sungguh beraneka ragam. Semua ditumbuhkan Tuhan untuk kita agar kita sehat dan kuat diutus-Nya. Di Eropa yang dingin, Tuhan menyedidiakan susu sapI berlimpah. Maka bagi mereka susu menyehatkan Kita tak perlu atau tidak harus memenuhi kebutuhan sehat kita dengan cara orang oramg di benua Eropa.
Ayo galakan dan sehatkan buah hati kita dengan membiasakan buah hati kita makan buah sehat alami. Dengan cara itu kita mensyukuri berkat sehat dari Tuhan.
Jika Anda berkenan dengan tulisan ini, dan ingin membagikannya, monggo silakan. Terimakasih.
Jika Anda berkenan dan tergerak hati untuk menanggapi goresan ini, kami tunggu dengan senang hati. Terimakasih sebelumnya.
YR Widadaprayitna
H 240511 AA
Baca juga: Mutiara Keluarga: Buah untuk Buah Hati (2)