Lapar akan Allah

0
893 views

Sabtu, 2 Juli 2016
Pekan Biasa XIII
Sabtu Imam
Am 9:11-15; Mzm 85:9.11-12. 13-14; Mat 9:14-17

Yesus bersabda, “Tetapi akan tiba waktunya mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.”

DALAM bacaan Injil hari ini, Yesus Kristus mengajarkan kepada kita makna puasa sejati. Puasa sejati bukan tentang membuat diri lapar akan makanan, tetapi lapar akan Allah. Maka, berpuasa memiliki tempatnya dalam hidup kekudusan.

Kita berpuasa karena kita ingin kian merasakan lapar akan Allah secara rohani. Itu merupakan praksis pengingkaran diri hingga kita akan menemukan kesiapsediaan rohani kehidupan baru dalam Dia.

Kita berpuasa tidak hanya selama masa Prapaskah tetapi juga sepanjang waktu kita butuh terus mencari kekudusan. Tujuan akhir dari semuanya adalah kesatuan dengan Yesus Kristus.

Adorasi Ekaristi Abadi merupakan satu cara untuk berpuasa secara rohani hingga kita dapat kian merasakan lapar akan akan Allah. Itu akan membuat kita kian menghidupi kehendak Allah dan kehadiran-Nya dengan penuh kasih. Apakah kita selalu merasa lapar akan Allah? Apakah kita hanya mencari Dia dalam segala hal yang kita lakukan?

Tuhan Yesus Kristus, penyangkalan diri untuk melakukan kehendak-Mu menjadi bagian dari penebusan-Mu. Kami ingin menjadi sahabat-sahabat dekat-Mu dengan ambil bagian dalam derita-Mu. Bantulah kami siap hidup bersatu dengan-Mu dengan secara periodik menghayati penyangkalan diri dalam gerakan Adorasi Ekaristi Abadi kini dan selamanya. Amin.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here