Martha Tilaar: Semangat Berbagi dalam Bisnis (1)

0
2,501 views

SATU lahir di Italia dan memulai dari tokok kecil di Brighton Inggris. Satunya lagi lahir dari Kebumen, pernah menjadi guru SD lalu sekolah kecantikan di Amerika. Keduanya sama-sama mendirikan bisnis produk kecantikan dan memiliki passion  sama: memberdayakan perempuan. Itulah Anita Roddick dengan The Body Shop dan Martha Tilaar dengan Martha Tilaar Group.

Jumat Adven kedua 2011. Siang itu mendung tebal menggantung di atas Jakarta. Pukul 12 siang, saya masih menyelesaikan urusan kantor. Padahal jam segitu seharusnya sudah sampai di Kawasan Industri Pulogadung. Sempat ragu saat mau meluncur dari Tebet ke Pulogadung. Apalagi jarum jam sudah menunjukkan lebih 10 menit dari pukul 12. Namun karena sudah janji, saya tetap meluncur untuk mengikuti misa Jumat Pertama di Kawasan Industri Pulogadung yang kebetulan di selenggarakan di Martha Tilaar Group (MTG).

Begitu memasuki kawasan hujan bagaikan ditumpahkan dari langit. Sesampai di kantor MTG saya buru-buru cari parkir. Dengan baju sedikit basah kehujanan saya bergegas ke ruang misa yang pasti sudah mulai. Sekilas memandang ruangan besar itu tampak penuh sesak. Berhubung datang telat tempat duduk yang tersisa tinggal satu bangku di dekat Ibu Martha Tilaar. Sambil sedikit menanggung malu karena datang telat, saya duduk selisih satu bangku di barisan paling depan. “Sudahlah, nanti malah gampang berbincang dengan Bu Martha sambil menyerahkan proposal,” begitu saya menghibur diri.

Mengenal Martha Tilaar

Saya berharap semoga hujan deras ini jadi pertanda berkah melimpah bagi kami yang berikthiar membangun poliklinik untuk masyarakat Bintara. Misa berjalan dengan khusuk. Mungkin bacaan-bacaan seputar Adven yang kental dengan suasana pertobatan dan harapan membantu untuk merenung lebih dalam.

Sehabis misa hujan di luaran masih tercurah tiada habis-habisnya. Sambil menunggu hujan mereda kami menikmati hangatnya secangkir teh dan beberapa potong kue. Namun siang itu lebih-lebih kami menikmati kehangatan dan sumanak-nya Ibu Martha, sosok pengusaha wanita kelas dunia dari Kebumen yang rendah hati ini. Udara dingin AC dan hujan dari luar yang menyeruak menembus perut yang mulai kosong terkalahkan oleh hangatnya perbincangan ngalor-ngidul kami.

“Bulan Juni kemarin saya dan Bapak bingung mesti memakai baju apa saat ke Kazakhstan,” kenang Bu Martha Tilaar, “Pasalnya kami diundang saudara-saudara muslim untuk berbicara di World Islamic Economic Forum”.

WIEF adalah forum ekonomi tingkat dunia untuk menimba inspirasi dari para wanita-wanita yang dianggap berjasa menyumbang perkembangan ekonomi terutama bagi para wanita. Ibu Martha diundang karena prestasinya mengangkat “local wisdom go global” dalam bisnis produk-produk kecantikan yang sekaligus mampu melakukan empowerment terhadap kaum perempuan.

Kecanggihan teknologi sangat memungkinkan menggantikan atau mengurangi tenaga manusia. “Bisa saja kami mengganti tenaga kerja dengan mesin supaya lebih efisien,” jelas Ibu Martha yang tahun 2010 – 2014 dinobatkan menjadi Duta Pendidikan dan Pelatihan Hak Asasi Manusia Indonesia. “Sekarang ada 5.000 pekerja, dan sekitar 70 % adalah kaum wanita,” katanya.

“Ribuan karyawan bisa saja diganti mesin namun prinsip memberdayakan, terutama bagi perempuan, menjadi tak ada lagi,” jelasnya suatu kali.  (Bersambung)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here