Pelita Hati: 09.03.2019 – Tak Menghakimi

0
840 views

Bacaan Lukas 5:27-32

Kemudian ketika Yesus pergi ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: “Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia. Dan Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Dia di rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan bersama-sama dengan Dia. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, katanya: “Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.”

Sahabat pelita hati,

MISI Yesus sangat jelas yakni mencari dan menyelamatkan yang hilang. Ini berarti mencari orang-orang yang dikategorikan berdosa agar bertobat dan memperoleh keselamatan. Itulah sebabnya mengapa Tuhan mendekati Lewi seorang pemungut cukai yang akhirnya mengikuti Yesus. Tuhan tidak menyingkirkan para pendosa tetapi justru mendekati dan merangkulnya agar mengalami keselamatan.  Dan ketika Lewi mengadakan perjamuan di rumahnya, Yesus dan para murid pun datang ke perjamuan makan itu. Itulah model dan gaya Tuhan dalam mendekati dan memanggil mereka menuju pintu keselamatan.

Sahabat terkasih,

Tidak jarang kita menjumpai pengalaman sanak saudara atau sahabat kita yang jatuh atau gagal dalam menghayati iman. Terkadang kita menjauhi mereka dan dengan mudah menghakiminya. Pelita sabda hari ini mengajarkan kita agar menggunakan empati dan hati terhadap sanak saudara kita yang sedang mengalami pergulatan  hidup dan iman. Kita harus senantiasa menyapa mereka dengan penuh kasih dan persaudaan. Harapannya agar melalui sapaan kasih hati mereka tergerak untuk kembali kepada Tuhan yang telah menaburkan benih iman dalam hidupnya. Terpenting kita tidak mendeskreditkan atau menghakimi orang yang pernah jatuh atau gagal dalam iman tetapi  merangkul dan membawa mereka menuju pangkuan Gereja semampu kita. Apa pun hasilnya kita harus terima yang penting kita pernah mencoba sambil percaya bahwa Tuhan akan menyempurnakan usaha baik kita. Selalu tebarkan senyum kebaikan agar rahmat Tuhan semakin dirasakan oleh banyak orang.

Syair puisi pantun dan madah,
karya pujangga yang sarat rasa.
Kasih-Mu Tuhan teramat indah,
menyelamatkan para pendosa.

dari Papua dengan cinta,
Berkah Dalem, Rm.istoto

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here