Penyegelan Kapel Ngrayapan: Masalah Pribadi Lalu Bawa Kelompok Lain Nimbrung

0
1,305 views
Bangunan kapel di Ngrayapan di Paroki St. Antonius Purbayan Solo yang disegel. (Dok. Gereja Katolik St. Antonius Purbayan Solo)

BERITANYA heboh, namun realitasnya sebenarnya tidak sedahsyat seperti yang telah diberitakan oleh banyak media, kabar-kabur di medsos, dan tautan-tautan ‘berita sas-sus’ yang beredar di jalur internet. Ini mengenai ‘peristiwa’ penyegelan sebuah bangunan kapel oleh sebuah kelompok intoleran di Surakarta (atau biasa disebut Solo atau Sala) yang telah menimpa kapel mungil di wilayah administratif gerejani Paroki St. Antonius Purbayan Solo.

Berita heboh itu muncul ke permukaan, setelah seorang pewarta media dari koran besar merilis sebuah ‘curhatan’ teman di Solo perihal ‘peristiwa’ penyegelan itu disertai satu foto bergambar pintu kapel yang disegel. Dalam tempo cepat, foto dan ‘berita curhatan’ ini berlari kencang menyebar kemana-mana disertai ‘interpretasi’ macam-macam.

Belum lagi, media online juga ikut ‘memberitakan’ foto dan ‘informasi curhatan’ ini di tautan mereka.

Masalah kecil dibesar-besarkan

Seorang sumber terpercaya di kalangan pengurus Gereja St. Antonius Paroki Purbayan di Solo menjelaskan kepada Sesawi.Net  pada malam Paskah 2017 sekaligus ingin memberi klarifikasi yang proporsional sesuai fakta di lapangan sebagai berikut.

  • Foto yang telah beredar viral di jalur medsos dan kemudian ‘percakapan’ internal antara seorang pewarta berita dengan  salah seorang umat tentang penyegelan bangunan kapel di Ngrayapan itu telah berkembang menjadi  berita  ‘heboh’ dibanding realitas yang sebenarnya terjadi di lapangan.
  • Penyegelan itu bermula hanya dari konflik internal antar pribadi di sekitar kapel tersebut. “Namun kemudian salah satu pihak lalu membawa kelompok lain agar bisa nimbrung,” kata sumber sangat terpercaya dan enggan disebut namanya ini.
  • Foto bergambar pintu kapel yang disegel itu telah mengesankan bangunan kapel ini sangat besar dan permanen. “Itu salah besar. Bangunan kapel itu hanya sekuplik (mungil sekali). Bangunannya pun mau runtuh,” jelasnya lagi.
Bangunan kapel Ngrayapan di Paroki St. Antonius Purbayan Solo yang disegel dengan penampakan menyeluruh disertai kondisi bangunan yang secara faktual ada.
Pintu bangunan kapel mungil yang disegel yang memberi kesan bangunan ini kokoh, permanen, dan besar. Padahal hanya mungil saja. (Ist)

Pihak gereja sudah melakukan pendekatan di kalangan akar rumput untuk ‘mendinginkan’ situasi dan mendamaikan pihak-pihak yang sebelumnya terlibat ‘adu mulut’ internal antar mereka sendiri.

Dalam waktu dekat, kata sumber terpercaya ini, kapel tersebut sudah bisa difungsikan lagi sebagaimana mestinya.

Kapel sekuplik itu disegel oleh kelompok intoleran beberapa hari menjelang perayaan Kamis Putih. Aksi penyegelan sepihak itu pun terjadi waktu malam menjelang pergantian hari.

Gereja St. Antonius Paroki Purbayan ini diampu oleh para imam Jesuit. Lokasi gereja ini ada di tengah kota Surakarta atau Solo dan berdekatan dengan Kantor Walkot Surakarta, bangunan pasar tradisional yang merupakan salah satu landmark Kota Solo yakni Pasar Gede.

Kapel sekuplik di Ngrayapan ini masuk wilayah teritorial gerejani Wilayah St. Ignatius.

Wilayah ini terdiri dari tiga lingkungan yakni Lingkungan St. Petrus, Lingkungan St. Patrisius, dan Lingkungan St. Paulus.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here