“Pertapa Heboh” yang Ramah dan Murah Hati

0
910 views

INI adalah catatan tentang perjumpaanku dengan Seorang “Pertapa Heboh” kemarin di Rawaseneng. Beliau “Pertapa Heboh” yang bagiku Suci Ramah dan Murah Hati.

Seperti biasa Sahabatku Sang Pertapa yang satu ini setiap kali berjumpa denganku di Partapaan Rawaseneng selalu saja khas memberiku hadiah berupa bunga Anggrek. Luar biasa.

Sesudah sharing pagi kemarin, Dia menggandengku dan diajakku menyusuri lorong taman Anggreknya. “Romo pilih sendiri ya….. yang ini apa yang itu…” ajaknya dengan penuh semangat sambil menunjukkan sejumlah anggrek di situ.

“Kali ini pilih satu pot saja ya yang ini atau yang itu… ” katanya sambil menunjuk Anggrek Bulan berbunga Putih berbintik Ungu.

“Aku pilih yang ini ya…” kataku dan dia langsung berkata, “Terima kasih romo mau menerima pemberianku. Romo adalah sahabatku” katanya penuh Ceria dan Bahagia masih sambil menggandeng lenganku.

“Nah sekarang ikut aku lagi…” Dia masih menggandengku sambil berjalan menuju bilik pertapa yang ternyata adalah kamar pribadinya. “Masuk… masuk… silahkan masuk… biar romo tahu ini kamar pertapa…” Saya pun masuk dan kudipersilahkannya duduk di atas papan tempat Beliau tidur…. luar biasa… dan kulihat di kamarnya banyak sekali buku-buku bertumpuk rapi dari yang ukuran kecil hingga besar dari yang tipis hingga tebal…. semua bertuliskan namanya… nama Etnis Tionghoa… bukan nama “Blasius”  namanya sebagai Pertapa.

“Terima kasih romo mau masuk ke kamar Pertapa…” katanya lagi. Lalu Beliau, Pertapa berusia 58 tahun itu tapi wajahnya 20 tahun lebih muda dari usianya itu, mengeluarkan sejumlah batu akik dan berkata, “Silahkan romo pilih dua ya….” “Ndak Frater…. ndak usah…” sahutku spontan. “Romo harus pilih dua….” desaknya. “Ndak usah Frater….” jawabku. “Kalau begitu satu saja… ini saja…” sahutku sambil memilih satu batu berwarna biru… “Nah yang ini sekalian ya… ini batu putih Bulan… ”  katanya. “Romo ambil keduaduanya…”

Duh, heboh banget neh Pertapa Heboh Sahabatku ini. “Terima kasih romi mau menerima pemberian saya….” katanya lagi… “romo mau menerima Saya Bahagia…” katanya lagi… lalu Dia menggandeng lenganku lagi dan kami berjalan keluar dari kamar dan Beliau masih menggandengku berjalan meninggalkan Klausura Pertapaan lalu kuberjalan menuju ruang makan untuk sarapan setelah kuberganti Jubah dan mengenakan kaos putih bertuliskan safe KPK….

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here