SANTO Yakobus adalah saudara dari Rasul Yohanes, anak Zebedeus dan Salome. Ia dilahirkan di Betsaida.
Bersama saudaranya Yohanes, digelari Boanerges yang artinya Anak-anak Guntur, karena emosi mereka yang meledak-ledak. Ia termasuk tiga tokoh khusus dari para Rasul, yang selalu menyertai Yesus untuk hal-hal khusus: penyembuhan anak Yairus, penampakan kemuliaan Yesus di Tabor, menemani Yesus dalam penderitaan di Taman Getzemani.
Wataknya impulsif, gampang meldak dan ambisius. Tetapi Yesus berhasil mengarahkan wataknya. Ia kemudian menjadi Rasul yang aktif dan setia. Ia menjadi Uskup di Yerusalem dan menjadi martir pertama di antara para rasul. Ia biasa disebut Yakobus Tua, untuk membedakan dia dari Yakobus anak Alfeus.
Watak dasar manusia adalah mau “lebih” dari orang lain. Ibu Yakobus dan Yohanes mewakili anak-anaknya meminta posisi yang terkemuka: duduk di sebelah kiri dan kanan Yesus dalam kemuliaan.
Menurut Yesus, soal posisi atau kedudukan dalam kemuliaan, Allah Bapa yang menentukan. Bagi Yesus, menjadi besar tidak berarti musti menjadi penguasa, menjadi kuat tidak musti menjadi pemimpin. Menjadi kuat dan berkuasa justru musti ditunjukkan melalui sikap rendah hati dan siap menjadi pelayan dan hamba.
Yesus bersabda: “Barangsiapa ingin menjadi beaar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka, hendakla ia menjadi hambamu.”
Sikap para rasul dan sikap murid-murid Yesus hendaknya mencontohi sikap Yesus sendiri: “Sama seperti Anak Manusia, Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”
Bagaimana dengan kita?
Mari kita membiarkan diri kita dikuasai dan diarahkan oleh Yesus sumber sukacita dan teladan hidup kita, seperti Rasul St. Yakobus, agar seluruh diri dan hidup kita berubah dan berbuah dalam kasih Yesus.
Selamat pagi. Salam dan doa berkat.
