Suster Biarawati AK, Sahabat bagi Kaum Muslimah di Forum HIMPAUDI Pandaan, Jatim

0
813 views
Menjadi sahabat bagi segenap rekan sekolega guru dan pendidik anak-anak PAUD di Pandaan, Pasuruan, Jatim. (Dok Sr. Diana AK)

INI refleksi atas pengalaman pribadi, ketika saya diminta tampil menyampaikan pandangan umum mengenai keberlangsungan dan beroperasinya HIMPAUDI (Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini di Indonesia). 

Pada hari Senin tanggal 6 Januari 2020 di awal semester kedua ini, saya tampil menyampaikan paparan di hadapan segenap anggota HIMPAUDI Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Jatim.

Saya naik pentas di hadapan segenap anggota HIMPAUDI yang mayoritas ibu-ibu Muslimah. Dan saya merasa pede saja, karena mereka itu teman-teman kolega seprofesi guru dan tenaga pendidikan.

Menjadi pembicara dalam pertemuan HIMPAUDI Pandaan di Jatim. (Dok Sr. Diana AK)

Kembangkan kompetensi

Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI) adalah wadah untuk menyalurkan aspirasi dan mengembangkan kompetensi bagi segenap pendidik dan tenaga kependidikan.

HIMPAUDI juga berfungsi sebagai mitra kerja Dinas Pendidikan di tingkat daerah serta cabang dalam mengupayakan peningkatan kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini.

Pendidik dan tenaga kependidikan juga merupakan ujung tombak kesuksesan program-program PAUD di Indonesia.

Menjadi sahabat untuk semua orang. (Dok Sr. Diana AK)

“Siapa pun kita yang terpanggil menjadi pendidik, maka itu artinya kita mendapat kepercayaan besar untuk mengembangkan bangsa kita melalui profesi mulia ini: menjadi guru dan pendidik,” begitu keyakinan saya.

Melayani dengan hati

Yang utama dan penting harus selalu saya sadar diri adalah hal ini. Kita ini harus dengan senang hati mau melayani dengan hati segenap murid yang menjadi  anak didik dan yang Tuhan telah percayakan kepada kita.

Ini penting, terlebih dalam agenda pemilihan pengurus baru HIMPAUDI tersebut itu, maka  siapa pun yang terpilih harus kita dukung bersama.

“Tanggungjawab itu terletak di pundak kita semua sebagai guru dan pendidik,” begitu pemahaman dan keyakinan pribadi yang saya sharingkan kepada segenap anggota HIMPAUDI.

Tak kenal, maka tak sayang

Saya ini seorang religius biarawati Kongregasi Suster Abdi Kristus (AK). Meski berjubah biara sebagai suster, namun saya mengalami sukacita bisa bergaul akrab dengan segenap anggota HIMPAUDI dari lintas pemeluk keyakinan beda.

Yang menarik, meski saya seorang suster biarawati dan mayoritas kolega kami adalah Muslimah, mereka menerima saya dengan tangan terbuka. Sangat bersahabat dan juga memperlihatkan kasih sebagai sesama pendidik.

Mereka menerima saya apa adanya, tanpa ada sekat bahwa kami ini berbeda.

Saya pun mencoba diri menjadi sahabat yang baik bagi teman-teman Muslimah ini.

Kami sama-sama mengenakan kerudung kepala. Berbeda keyakinan, namun tak menghalangi komitmen kami sebagai guru dan pendidik untuk sehati dan sejiwa mau membangun mentalitas anak-anak didik.

Perbedaan keyakinan tidak menjadi penghalang, justru sarana untuk saling melengkapi.

Demikian butir-butir ringkas refleksi saya, usai hari ini sebentar bisa menjadi “bintang panggung” di forum HIMPAUDI.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here