Tahbisan Diakon 12 Frater di Gereja Katedral Malang

0
1,850 views
12 orang frater telah menerima Tahbisan Diakonatnya di Gereja Katedral Malang, 28 Februari 2019. (Laurensius Suryono/Paroki Katedral Malang)

YA Yesus, hamba sedia
Jadi karyawan setia
bekerja di ladang Bapa
dan menuai panennya

Bapak Uskup Keuskupan Malang Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan O.Carm tampaknya terkesan dengan lagu ini yang dinyanyikan oleh kelompok koor para mahasiswa STFT Widya Sasana Malang sebagai lagu pembuka. Ini mereka nyanyikan, saat prosesi Misa Tahbisan Diakon hendak dimulai.

Inilah sebabnya dalam kata pembuka, Mgr. Henricus lalu menyampaikan hal ini.

“Kita baru saja menyanyikan lagu Ya Yesus, Hamba Sedia. Sekarang ini, 12  frater akan menerima tahbisan diakon menyatakan siap sedia. Diakon bukan sekedar pelayan, ada nilai-nilai dipanggil untuk melayani Gereja. Kita bergembira ada tambahan pekerja, mari kita doakan mereka semoga dapat melaksanakan tugas dengan baik,” tuturnya.

Bapak Uskup Keuskupan Malang Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan O.Carm menjadi Uskup Penahbis dalam prosesi Misa Tahbisan Diakonat untuk 12 frater.

Dalam Tahbisan Diakon ini, Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan O.Carm menjadi Uskup Penahbis sekaligus menjadi  selebran utama dalam Perayaan Ekaristi. Ikut mendampinginya di altar adalah Provinsial SVD Provinsi Jawa Romo Yoseph Jaga Dawan SVD dan Provinsial CM Indonesia Romo Manuel Edy Prasetyo CM.

Tahbisan Diakonat ini berlangsung pada sore hari Kamis 28 Februari 2019 di Gereja Katedral Malang.

Tugas dan esensi Diakon

Dalam homilinya, Bapak Uskup menyampaikan sebagai berikut.

Diakon adalah telinga mulut hati dan jiwa uskup. Tugas diakon adalah melayani seluruh umat Allah, memelihara orang sakit dan miskin, melayani yatim piatu dan melayani kaum lemah misalnya janda yang tidak punya suami yang melindunginya.

Tugas khusus Diakon melayani altar. Mereka dapat membaptis, dapat menjadi pelayan Sakramen Pernikahan dan jangan lupa yang sangat penting Mewartakan Firman Allah.

Nabi Yeremia dipanggil untuk mewartakan firman Allah, kepada Bangsa Israel yang keras kepala, kepada bangsa yang memberontak. Nabi Yeremia ketika dipanggil masih sangat muda sehingga sempat memberontak Jangan saya Tuhan, saya masih muda dan tidak pandai bicara’. Tetapi Tuhan juga memberikan jaminan bahwa Tuhan akan melindungi nabinya.

Kepada Diakon baru, Uskup Penahbis memberi stola dan memasangkannya di pundak Diakon baru dengan posisi menyilang pada badan diakon.

Orang dipanggil menjadi nabi seperti menjadi seorang diakon  yang salah satu tugasnya mewartakan Firman Allah. Tugas yang mulia ini merupakan anugerah Tuhan, karena itu seorang diakon harus menerima Tahbisan Diakonat dengan penuh kesadaran bahwa ini anugerah Tuhan, anugerah untuk pembangunan rohani.

Karena tugas penting itulah Gereja membutuhkan diakon-diakon yang baik, diakon dipilih berdasar kualitas. Mereka dikenal sebagai orang yang penuh roh dan hikmat, terkenal baik.

Jadi ada keseimbangan antara karunia Tuhan yang diterima cuma-suma, dan di lain pihak yang menerima karunia itu juga harus memenuhi kualitas, mereka diutus untuk melayani.

12 Diakon baru dari Kongregasi Serikat Sabda Allah (SVD) dan Congregatio Missionis (CM).

Mereka para diakon akan membantu Uskup dalam pewartaan. Mereka termasuk dalam kaum religius. Mereka membantu melayani orang sakit dengan membawa komuni, juga dapat memberikan pelayanan Sakramen Baptis.

Semoga ke-12 frater ini menyadari bahwa mereka adalah anugerah Gereja karena mereka melayani, jika mereka dapat melayani dengan baik pada akhirnya mereka berkata kami hanya hamba-hamba yang tidak berguna kami hanya melakukan apa yang patut kami lakukan.

Kita yang hadir disini  mendukung mendoakan agar para diakon mampu menghayati panggilan dengan baik sampai pada akhirnya mereka menerima Tahbisan sebagai Imam.

Prosesi tahbisan Diakon

Selanjutnya, 12 Frater itu lalu dipanggil oleh Bapak Uskup untuk menyatakan ketaatan untuk hidup selibat:

  • “Maukah saudara-saudara tetap hidup selibat untuk selamanya demi Kerajaan Allah,” tanya Uskup Penahbis.
  • Serentak para frater menjawab, “Dengan bantuan Allah, kami mau.”

Kesetiaan menerima tugas Diakon

“Maukah saudara ditahbiskan menjadi Siakon melalui penumpangan tangan saya sebagai tanda karunia Roh Kudus? Maukah saudara dengan rendah hati dan penuh kasih sayang , melaksanakan tugas diakonat sebagai pembantu Uskup dan para imam dalam melayani umat Allah?,” tanya Uskup lebih lanjut.

Janji setia Diakon.

Bapak Uskup lalu bertanya kepada para frater satu per satu sebagai berikut:

  • “Apakah Anda berjanji untuk menghormati dan menaati pemimpin Anda dan para penggantinya?,” tanya Uskup Penahbis.
  • Para frater yang dipanggil menjawab: “Ya saya berjanji.”

Selanjutnya Doa Tahbisan dibacakan oleh Bapak Uskup dan sesudahnya para Frater Diakon menerima stola dan dalmanik dari Bapak Uskup dibantu oleh Romo Provinsial.

Dalmanik yang diterima langsung dikenakan oleh para Frater Diakon.

Setelah semuanya rapi dengan stola dan dalmanik baru, para frater satu per satu menerima Kitab Suci dari Bapak Uskup dengan berpesan sebagai berikut:

“Kini, saudara telah menjadi Diakon, terimalah Injil Yesus Kristus ini, dan berusahalah supaya: ‘Apa yang anda bacakan anda percaya. Apa yang anda percaya anda ajarkan. Apa yang anda ajarkan Anda laksanakan.’”

Romo Aloysius Tjatur Raharso Pr mewakili STFT Widya Sasana Malang.

Kemudian duabelas Diakon dengan rapi berdiri mengelilingi altar di Panti Imam untuk persiapan Persembahan.

Adapun 12 Diakon baru tersebut adalah:

  1. Diakon Yohanes Ananto Hadi Setiawan O.Carm.
  2. Diakon Paulus Roby Erlianto CM.
  3. Diakon Flavianus Santo Andreas CM.
  4. Diakon Habel Melki Makarius CM.
  5. Diakon Petrus Agato Hasudungan Sipahutar SVD.
  6. Diakon Sandro Simanjorang SVD.
  7. Diakon Yohanes Baptis Joni SVD.
  8. Diakon Chandra Susilo Simamora SVD.
  9. Diakon Kembarto Marbun SVD.
  10. Diakon Wempi SVD.
  11. Diakon Sopan Rudian Lumbantoruan SVD.
  12. Diakon Fransiskus Mayrezky Diaz SVD.

Sambutan

Ketika Doa Penutup Perayaan Ekaristi dalam rangka tahbisan sudah selesai, maka tibalah sambutan-sambutan.

Sambutan pertama disampaikan oleh Diakon Sandro Simanjorang SVD mewakili ke-12 Diakon baru. Ia menyampaikan terimakasih kepada Bapak Uskup Keuskupan Malang Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan O.Carm yang telah berkenan menerimakan Tahbisan Diakon bagi mereka.

Ia juga berterimakasih kepada Romo Provinsial Propinsi SVD Jawa dan Romo Provinsial CM Indonesia, serta para biarawan-biarawati dan seluruh umat yang hadir, dan mohon doa untuk tugas pelayanan berikutnya.

Mewakili STFT Widya Sasana Malang, Romo Aloysius Tjatur Raharso Pr menyampaikan rasa syukurnya atas anugerah rahmat tahbisan diakonat untuk 12 Diakon; ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan O.Carm, terimakasih atas kehadiran para biarawan biarawati dan umat yang mendukung dalam doa. Sekaligus menyampaikan harapannya agar para Diakon menjadi abdi pelayan yang baik dan bila pada waktunya boleh menerima Tahbisan Imamat.

Akhirnya Bapak Uskup menyampaikan berkatnya untuk seluruh umat yang hadir, para biarawan biarawati, keluarga para Diakon baru yang memenuhi Gereja Katedral Malang; termasuk 300-an umat yang mengikuti misa dari halaman Keuskupan Malang.

Sesudahnya ke-12 Diakon baru, kedua Romo Provinsial dan Bapak Uskup menyapa umat dengan berdiri di depan altar Gereja.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here