Tahbisan Imam di Gereja Katedral Pontianak: Tugas Imam Berawal dari Akar Rumput, Kata Mgr. Agus (1)

0
1,039 views
Suasana Misa Penerimaan Sakramen Imamat bagi tiga Diakon calon imam dan tahbisan diakonat untuk empat frater. (Vincentius Dimas/Sesawi.Net)

SUASANA meriah dan agung upacara penahbisan diakon dan imam di Keuskupan Agung Pontianak kali ini berbeda dari biasanya. Atmosfir keagungannya semakin terasa tatkala Uskup Agung Pontianak sekaligus Uskup Penahbis Mgr. Agustinus Agus memanggil serentak ke depan altar empat frater calon Diakon dan tiga Diakon calon imam dari Kongregasi Carmelitae Sancti Eliae (CSE), Ordinis Servorum Mariae Ordo Hamba-hamba Maria (OSM) dan imam diosesan atau praja untuk menerima Sakramen Imamat.

Perayaan Ekaristi tahbisan diakon dan imam ini terjadi di Gereja Katedral St. Yosef Pontianak tanggal 4 Agustus 2018, bertepatan dengan peringatan wajib St. Yohanes Maria Vianney.

Hadir pula di altar Uskup Agung Emeritus Mgr. Hieronymus Herculanus Bumbun OFMCap bersama 52 imam konselebran lainnya. Mereka ikut serta memberi dukungan moril dan spiritual kepada empat frater calon diakon dan tiga diakon calon imam berikut:

  • Diakon Paulinus Surip Pr asal Paroki St. Yohanes Maria Vianney Serimbu Keuskupan Agung Pontianak. Motto panggilan “Dari Injil itu, aku telah menjadi pelayannya menurut pemberian kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku” (Ef. 3:7).
  • Diakon Valerius Hilarion Pr asal Paroki St. Yosep Pemangkat Keuskupan Agung Pontianak. Motto panggilan “Inilah aku, utuslah aku.” (Yesaya 6:8b).
  • Diakon Josemaria Caritas CSE asal Paroki Gembala Baik di Motto panggilan “Jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan.” (Roma 14:8).
  • Diakon Methoddius CSE asal Magelang. Motto panggilan “Bagiku hidup adalah Kristus, Kristuslah yang hidup dalam aku.” (Galatia 2:20).
  • Pastor Matius Pr asal St. Pius X Bengkayang Keuskupan Agung Pontianak. Motto panggilan “Hatiku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini.” (Markus 8:2).
  • Pastor Marselinus M. Jano OSM asal Keuskupan Ruteng. Motto panggilan “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.” (Yohanes 15:4a).
  • Pastor Marsianus Iwan Setiawan CSE asal Paroki Kalvari Lubang Buaya Jakarta Timur. Motto panggilan “Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?” (Matius 16:26).

Sabtu (4/8/18): Tahbisan Empat Diakon dan Tiga Imam di Gereja Katedral St. Yosef Katedral Pontianak

Menjadi ‘Alter Christus’

Senada dengan motto panggilan empat diakon dan tiga imam, Uskup Agus menyampaikan bahwa selama berabad-abad, misi penyelamatan Kristus tak henti-hentinya dikembangkan ke seluruh muka bumi oleh kaum tertahbis. Oleh tahbisan itu mereka diangkat untuk mengabdi Kristus, Guru, Imam dan Raja. Kemudian mereka ambil bagian dalam tritugas Kristus, sebagai nabi, imam dan raja untuk membangun umat Allah.

“Imam, yang menjadi Alter Christus atau ‘Kristus yang lain’  adalah tokoh paling penting dalam Gereja yang memiliki tugas utama untuk membawa umatnya kepada keselamatan kekal,” ungkapnya.

Dalam hal ini, Monsinyur juga menegaskan bahwa diakon dan imam adalah orang-orang yang memiliki aneka keterbatasan, maka karena itu seharusnya mereka dengan kerendahan hati selalu mengungsi kepada Tuhan dalam pelbagai pengalaman hidup dalam melaksanakan tugas panggilan sebagai nabi, imam dan raja. “Ketika mengalami kekeringan atau masalah maka renungkan kembali motto panggilanmu, di mana olehnya engkau merasa diteguhkan, dikuatkan,” demikian disampaikannya.

Berbicara di hadapan sekitar 2.000-an umat yang hadir, Mgr. Agustinus Agus Pr mengatakan bahwa panggilan seorang imam yang paling pokok pertama-tama adalah bahwa dia mampu memberikan teladan yang baik kepada umat yang ia layani.

Uskup yang memiliki motto tahbisan Instaurare Omnia in Christo ini menekankan bahwa teladan seorang imam yang baik akan berdampak pula pada perkembangan iman dan prilaku umatnya. “Jika pastor paroki seorang yang Kudus, maka umatnya akan menjadi suci; sebaliknya jika imam itu suam-suam kuku, maka umatnya akan menjadi buruk,” tegasnya.

Dimulai dari akar rumput

Ungkapan Uskup yang piawai berpantun ini menjadi pesan inti bagi seorang diakon atau imam dalam menjalankan reksa pastoral kepada umat yang dilayani.

Uskup Agus juga berbicara berdasarkan fakta dari pengalaman pribadinya bahwa untuk menjadi teladan yang baik bagi umat harus dimulai dari “akar rumput” memperhatikan hal-hal yang kecil, misalnya saja bangun pagi untuk mempersembahkan misa tepat waktu ataupun ketika mendadak diminta untuk memberikan Sakramen Minyak Suci dan sebagainya.“Banyak hal-hal kecil yang bisa kita buat tetapi kadang kurang kita perhatikan atau kita sepelekan, sehingga akan berdampak pada menurunnya kepercayaan umat terhadap kualitas hidup rohani imamnya,” pungkasnya.

Sebelum mengakhiri homilinya, Mgr. Agus mengajak seluruh imam yang hadir untuk meneladani Santo Yohanes Maria Vianney dalam menjalankan reksa pastoral di tengah umat yang dilayani.

“Santo Yohanes Maria Vianney adalah seorang imam bersahaja yang menginspirasi banyak orang melalui hidupnya yang sederhana dan saleh. Diceritakan bahwa orang kudus ini tidak cerdas secara intelektual, namun mengapa Santo ini menjadi orang kudus dan bahkan menjadi pelindung para imam? Karena dia melayani bukan dengan intelektualnya tetapi dengan hati,” ungkap Uskup Agus mengakhiri homilinya.

Tugas baru menanti

Sebelum diberikan berkat penutup, dibacakan penugasan untuk ke-4 Diakon dan ke-3 mmam baru berikut:

  • Diakon Paulinus Surip Pr menerima tugas diakonat di Paroki St. Yosep Pemangkat.
  • Diakon Valerius Hilarion Pr menerima tugas diakonat di Paroki St. Yosef Katedral Pontianak.
  • Diakon Josemaria Caritas CSE menerima tugas diakonat di Paroki St. Pius X Bengkayang.
  • Diakon Methoddius CSE menerima tugas diakonat di Paroki Simpang Tiga Bandol.
  • Pastor Matius Pr bertugas di Paroki St. Christoforus Sungai Pinyuh.
  • Pastor Marselinus M. Jano OSM bertugas di Kuasi Paroki St. Yosef Jelimpo.
  • Pastor Marsianus Iwan Setiawan CSE bertugas di Pertapaan CSE Cikanyere.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here