4 September 2016: Ibu Teresa dari Kalkuta Jadi Santa

0
2,867 views
Bunda Teresa.

SANTO Irenaeus pernah berkata: Gloria Dei vivens homo. Kemuliaan Allah adalah manusia yang hidup.

Kalau orang melihat kehidupan Ibu Teresa dari Kalkuta, maka ia akan melihat kemuliaan Allah di dalam dirinya. Cintanya yang besar kepada umat manusia, khususnya orang-orang miskin, bagaikan cermin dari cinta Allah sendiri.

Pada hari Minggu, tanggal 4 September 2016 ini. Ibu Teresa dari Kalkuta akan digelari kudus (dikanonisasi) oleh Paus Fransiskus. Seorang pribadi manusia yang lahir di Albania dan diberi nama Agnes Gonxha Bojaxhiu itu kemudian dikenal oleh dunia sebagai Ibu Teresa dari Kalkuta.

ibu teresa 2

Karena namanya sudah dikenal akrab sebagai Ibu Teresa, maka lebih enak didengar di telinga dan di rasakan di dalam hati kalau sebutannya nanti menjadi Santa Ibu Teresa dari Kalkuta. Sebutan Ibu Teresa sudah terpatri menjadi bagian dari citra kepribadiannya.

Kalau dipanggil suster Teresa malah terasa tidak pas; terasa bukan beliau.

Politik rohani untuk keteladanan

Tuhan telah membentuk Agnes Gonxha Bojaxhiu menjadi Ibu Teresa dari Kalkuta dan diperkenalkan kepada dunia oleh Gereja katolik sebagai teladan hidup bagi manusia. Kalau ingin bercita-cita menjadi manusia yang baik; teladanilah Ibu Teresa dari Kalkuta. Kanonisasi atau hal memasukkan seseorang ke dalam daftar (kanon) orang – orang suci adalah sebuah tindakan “politik rohani” oleh Gereja Katolik untuk mempengaruhi kehidupan manusia dengan metode berpolitik: keteladanan.

Kalau politik diartikan sebagai seni mengatur kehidupan bersama supaya terjadi kedamaian, keadilan dan kesejahteraan, maka politik keteladanan dengan cara “persantoan” atau “persantaan” ini sebuah tawaran nyata untuk memberikan contoh.

mother teresaSering kita mendengar pendapat bahwa kehidupan masyarakat carut marut dan korupsi merajalela karena tidak ada keteladanan dari para pejabat negara. Di Indonesia ini yang namanya harum adalah Jenderal Soedirman dan Jendral Polisi Hoegeng Imam Santoso.

Panglima Besar Jenderal Soedirman tetap bertempur biarpun sakit. Jenderal Polisi Hoegeng tetap miskin, kendati pernah menjadi Kapolri. Orang bilang ungkapan berikut ini berasal dari Jenderal Polisi Hoegeng: “Memang baik menjadi orang penting; tetapi lebih penting menjadi orang baik.”

Nobel Perdamaian

Ibu Teresa dari Kalkuta adalah penerima hadiah Nobel Perdamaian tahun 1979. Pada saat penerimaan hadiah itu ibu Teresa melantunkan doa kutipan  dari doa Santo Fransiskus Assisi: “Tuhan, jadikanlah aku pembawa damai, bila terjadi kebencian;  jadikanlah aku pembawa pengampunan, dst..”

Tahun 1982,  Ibu Teresa mengunjungi Yordania dan diterima langsung di bandara oleh Raja Hussein. Di Jordania itu Ibu Teresa sudah mendirikan Rumah Damai untuk lansia (Dar es Salam) sejak tahun 1976. Waktu itu,  Ibu Teresa juga sudah mempunyai rumah – rumah untuk biaranya di Ruseifa, Rmeimin, Jerusalem, Bethlehem, dan Nablus.

Ibu Teresa juga waktu itu mengunjungi Gaza dan Libanon menembus perang yang sedang berkecamuk untuk menyelamatkan ratusan anak-anak yang tercebak dalam perang itu. Di Gaza Ibu Teresa mendirikan rumah untuk menampung anak-anak cacat dan miskin.

Uskup Emiritus Salim Sayegh bertanya kepada Ibu Teresa: “Bagaimana Anda mendapatkan kepastian dari Allah yang Maha Kuasa bahwa doa Anda akan dikabulkan untuk mendirikan rumah-rumah bagi orang-orang miskin itu, padahal Anda tidak mempunyai uang?“

Ibu Teresa menjawab: “Saya berdoa mengucap syukur kepada Tuhan yang telah menjawab doa-doa saya, kemudian saya meminta kepada-Nya yang saya inginkan.”

Ibu Teresa akan dinyatakan sebagai “santa belas kasih” (a saint of mercy) dan ibu kaum miskin (a mother of the poor) oleh Paus Fransiskus. Beliau sendiri termasuk sosok  Paus yang menaruh perhatian sangat besar kepada orang-orang miskin, orang-orang yang sengsara dan kaum pengungsi.

Paus menghendaki agar pesan belas kasih dari Ibu Teresa bergema kuat dalam dunia sekarang ini yang dilanda oleh peperangan, konflik bersenjata, pembunuhan, menghancuran dan ekspolitasi atas nama Tuhan Allah yang Maha Kuasa dan dengan alasan agama untuk membenarkan kejahatan dan terorisme.

Di antara para korban kejahatan itu adalah empat suster biarawati Misionaris Cinta Kasih (MC) Ibu Teresa yang dibunuh di Yaman Selatan pada bulan Maret 2016 lalu.

Melalui kanonisasi Ibu Teresa dari Kalkuta itu,  Paus mengajak kita semua untuk mengulangi doa Santo Fransiskus dari Asisi: “Tuhan, jadikanlah aku pembawa damai.”

Santa ibu Teresa dari Kalkuta, doakanlah kami orang berdosa ini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here