8 Mei 1807-2022: Gereja Keuskupan Agung Jakarta Berusia 215 Tahun

0
400 views
Ilustrasi: Gereja Katedral Jakarta Santa Maria Diangkat ke Surga. (Troppen Museum)

HARI ini, tanggal 8 Mei 2022 dan tepat 215 tahun yang lalu. Siapa sangka dua peristiwa dunia ikut membelokkan arah sejarah Gereja Katolik ke Indonesia?

Pertama, dampak Revolusi Perancis (mulai 1789) dengan ketiga ide pokoknya (kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan).

Revolusi Perancis ini diusung oleh Napoleon Bonaparte. Semangatnya telah menjiwai negara-negara Eropa modern; termasuk Kerajaan Belanda yang waktu itu secara sosial-politik Kelompok Protestan-Calvinis menguasai kekuasaan di pemerintahan Belanda.

Sehingga mereka menoleransi Gereja Katolik dan mengizinkannya membuka misi baru ke koloni mereka di Hindia Belanda (baca: Indonesia).

Selain itu, dimulainya Kekuasaan Inggris di Tanjung Harapan, Afrika Selatan (Januari 1806) yang mengakhiri penjajahan Belanda di sana.

Dengan dua latar ini, dua imam praja Belanda, Pastor Jacobus Nelissen dan Pastor Lambertus Prinsen yang semula ditugaskan ke Tanjung Harapan -namun harus hengkang dari sana lantaran mulai berkuasanya Inggris- akhirnya harus bertolak ke Indonesia.

Prefekorat Katolik Batavia

Tanggal 8 Mei 1807, Tahta Suci Vatikan mengutus mereka membuka misi terobosan di wilayah yang kini telah ditetapkan sebagai Prefektorat baru ini.

Namanya: Prefektorat Apostolik Batavia.

Wilayah ini sudah lama terbengkalai dan tak terpelihara selama sekitar 200 tahun. Terjadi, sejak VOC melarang misi Katolik memasuki daerah perairan kekuasaan mereka (1609-1799).

Bisa dibayangkan betapa tidak mudah memulai misi di daerah yang amat luas, memiliki tantangan alam yang keras dan sulit, dan terutama sikap penguasa Belanda yang baru sebatas “menoleransi” kehadiran Gereja Katolik alias belum mendukung sepenuhnya.

Maka tidak heran di dalam sejarahnya ada aneka friksi dan konflik antara Gereja Katolik dan Penguasa Belanda di sini. Konflik ini terkenal dengan “Kasus Mgr. Groof”.

Tetapi para imam praja misionaris pertama itu memiliki jiwa bertarung yang sangat tinggi dan berhasil mengatasi masa-masa sulit mereka.

215 Tahun usia Gereja Keuskupan Agung Jakarta (8 Mei 1807-2022).

Ini berlangsung sekitar 50-an tahun hingga peran mereka lama kelamaan diambil-alih oleh para tarekat religius yang bermisi dan datang kemudian.

Di lapangan lahan misi yang telah disiapkan sebelumnya oleh dua imam misionaris diosesan tersebut.

Awal abad ke-20 dengan adanya Politik Etis (1900), sikap Pemerintah Belanda menjadi lebih positif dalam mendukung misi.

Berkat institusi pendidikan, sosial dan medis, keberadaan karya misi ini telah berperan penting dalam mengembangkan kebaikan bersama untuk masyarakat pribumi.

Inilah masa keemasan misi Katolik yang kelak akan luluh lantak dengan mulainya kekuasaan Jepang (1942-1945).

Seusai Perang Asia Timur Raya di Asia Tenggara, Gereja Katolik Indonesia lama kelamaan makin memiliki warna tersendiri dengan daya pikat, daya tahan dan kemandiriannya terlepas dari Barat. Baik dalam personalia, finansial maupun tata-kelolanya.

Dan ini berlangsung hingga sekarang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here