PUKAT dan The Golden Circle: Menemukan Tujuan Lewat Pelayanan

0
7 views
Ilustrasi - The Golden Circle. (Ist)

SETIAP pagi kita terbangun, bersiap-siap, lalu kembali ke rutinitas harian.

Kita tahu apa yang harus dilakukan, kita tahu bagaimana melakukannya. Tapi… seberapa sering kita berhenti sejenak dan bertanya: “Mengapa aku melakukan semua ini?”

Pertanyaan ini terdengar sederhana, tapi sering kali terlupakan. Dalam hiruk-pikuk pekerjaan dan pelayanan, kita mudah terjebak dalam otomatisasi peran tanpa lagi menyadari makna di baliknya.

Simon Sinek menyebut kerangka ini sebagai The Golden Circle: sebuah cara berpikir yang membawa kita dari permukaan ke kedalaman. Dari aktivitas menuju panggilan.

Dari rutinitas menuju makna sejati.

1.  What – Apa yang kamu lakukan?

Sebagai profesional, pengusaha, pemimpin tim, atau pelayan di PUKAT, kita menjalankan peran yang beragam. Ada yang menganalisis angka, menyusun

strategi, memimpin perusahaan, atau menggerakkan tim pelayanan. Kita tahu job desc kita. Kita tahu agenda rapat, dan kita bisa menjabarkan daftar tugas hari ini dengan jelas.

Tapi ini baru lingkaran terluar.

2.  How – Bagaimana kamu melakukannya?

Di sini kita bicara tentang cara. Bukan hanya apa yang kita lakukan, tapi bagaimana kita melakukannya.

  • Apakah kita bekerja dengan penuh integritas, atau sekadar mencari aman?
  • Apakah kita melayani dengan hati, atau hanya demi formalitas?
  • Apakah kita hadir di komunitas dengan semangat kolaborasi, atau justru membawa ego personal?

Di titik ini, banyak orang mulai tersaring. Sebab How mencerminkan karakter dan nilai hidup kita. Cara kita bekerja dan melayani jauh lebih lantang bersuara dibanding kata-kata kita.

3. Why – Mengapa kamu melakukannya?

Nah, ini lingkaran terdalam. Pusat dari segalanya. Why adalah alasan mengapa kita tetap bertahan ketika lelah.

  • Alasan mengapa kita tetap setia dalam komunitas, bahkan ketika hasilnya belum terlihat.
  • Alasan mengapa kita rela hadir, berpikir, melayani — padahal kesibukan dunia profesional terus menuntut.
  • Kenapa kamu memilih PUKAT?
  • Kenapa kamu memberikan waktu dan tenagamu untuk hal yang tak menghasilkan keuntungan secara langsung?

Jawabannya:

  • Bukan karena nama besar.
  • Bukan karena posisi.
  • Bukan pula karena pencitraan.

Jawabannya adalah karena panggilan. “Sebab kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.” (Efesus 2:10)

  • PUKAT tidak hadir untuk jadi klub eksklusif orang sukses.
  • PUKAT hadir sebagai wadah pertumbuhan iman, tempat di mana kita belajar menjadi profesional yang berintegritas dan usahawan yang membawa terang Kristus.

PUKAT adalah komunitas misi

  • Bukan hanya misi ekonomi, tapi misi pelayanan.
  • Misi menjadi garam dan terang di tengah dunia yang sering kali pahit dan gelap. Maka jika suatu hari kamu merasa penat, ingatlah:
  • Bukan soal jabatan.
  • Bukan soal apresiasi.
  • Tapi soal keyakinan bahwa Tuhan sedang bekerja lewat profesi dan pelayananmu.

Temukan kembali “Why”-mu

Karena semakin jelas why-mu, semakin kuat langkahmu. Dan saat kamu melangkah dengan arah yang benar, kamu tak hanya sukses…

Tapi juga menjadi berkat. “Jangan tanya pada dunia apa yang bisa kamu dapatkan. Tapi tanyalah pada dirimu sendiri, apa yang bisa kamu berikan. Di situlah panggilanmu.”

Mari terus melayani, bukan karena harus, tapi karena kita tahu untuk siapa dan untuk apa kita melayani.

Mari membangun PUKAT, bukan hanya sebagai komunitas, tapi sebagai kompas panggilan hidup.

Ferry Jusuf 15.06.25

Baca juga: Negosiasi, seni mendengar sebelum menang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here