Hut ke-52 Tahun Paroki St. Yoseph Purwokerto: Punakawan, Limbuk, Cangik Masuk Altar

0
1,242 views
Paroki St. Yoseph Purwokerto Timur baru saja merayakan harijadi ke-52 tahun. Selain parade koor lingkungan, berbagai acara ikut memeriahkan pesta syukur harijadi paroki ini. Dalam misa syukur di gereja, romo paroki mendorong para anggota DPP untuk berdandan layaknya Punakawan dalam pewayangan saat mengantar persembahan. (Dok. Paroki St. Yoseph Purwokerto Timur)

TOKOH Punakawan dalam dunia pewayangan tampil masuk altar Gereja Paroki St Yoseph Purwokerto.  Mereka adalah Ki Semar, Gareng, Petruk, dan Bawor (Bagong) tampil mengiring persembahan umat berupa tumpeng-tumpeng dan persembahan ekaristi.

Mereka datang disertai Limbuk  dan Cangik. Semuanya membawakan jogedan sebagai pengiring persembahan. Mereka berjoged dan bernyanyi pada perayaan syukur ultah paroki ke-52.

Perayaan ulang tahun ini memuncaki berbagai kegiatan paroki. Di antaranya safari lingkungan bertemakan pelayanan sakramen dan pengelolaan harta benda Gereja, paroki go green, sarasehan kerahiman, parade koor lingkungan, kategorial fair dan rosario keluarga. Puncak syukur paroki ini dirayakan bersama sekaligus menutup bulan Maria, bulan Mei.

Selasa, 31 Mei dimulai dengan rosario pkl. 17.30 seluruh umat merayakan syukur HUT  paroki. “Ngger, anak-anakku, ayo pada misungsungake syukur uripe dhewe karo nggowo tumpeng marak sowan Kanjeng Romo,” ajak Ki Semar saat mau mengantar persembahan umat.

Tokoh punakawan ini diperankan oleh para pengurus DPP.

Purwokerto punakawan 2
Tua-tua keladi, makin tua makin bagus dalam berkreasi. Ketika anak-anak tengah mengikuti ujian akhir semesteran, maka para bapak-ibu anggota DPP Paroki St. Yoseph Purwokerto Timur didapuk agar ikut memeriahkan misa syukur harijadi Paroki yang ke-52 tahun. Mereka berdandan layaknya para tokoh pewayangan yakni Punakawan. (Dok. Paroki St. Yoseph Purwokerto Timur)

“Marilah kita buat syukur kita semeriah dan heboh. Bagaimana bila ada tari-tarian,” imbau romo paroki dalam kesempatan persiapan perayaan syukur. Karena kesulitan mengkoordinir anak-anak sebab sedang masa tes, maka pengurus ragu.

“Bikin sekarang yang menari bukan anak-anak; mosok setiap kali perayaan kalau bicara tarian anak-anak saja. Ayo sekarang yang tua-tua. Bikin perayaan meriah. Tampilkan riasaan yang orang lain tidak langsung mengenal siapa pemerannya,” ajak Romo paroki.

Akhirnya ajakan itu ditanggapi dan jadilah pemeran para punakawan dan Mbok Limbuk dan Cangik dalam perayaan syukur.

Dalam perayaan syukur peringatan ultah paroki ini, umat mengenakan baju-baju daerah. Sebagian besar berkostum Banyumasan. Juga kebanyakan kostum batik. Tumpeng-tumpeng yang dibawa dari tiap lingkungan ini kemudian diberkati dan menjadi santap bersama setelah perayaan di gereja.

Purwokerto punakawan 3
Kemeriahan pesta harijadi Gereja Paroki St. Yoseph Purwokerto Timur dengan hadirnya para tokoh jenaka dalam cerita wayang yakni Punakawan. Para sosok jenaka dari dunia pewayangan ini masuk altar membawa persembahan. (Dok. Paroki St. Yoseph Purwokerto Timur)

Paroki Banyumas

Hadir pula dalam perayaan ini romo Paroki Banyumas, yang merupakan anak dari paroki St Yoseph.

Semula,  Paroki St Yoseph Purwokerto terdiri dari 12 lingkungan dan 4 stasi (Kalibagor, Sokaraja, Banyumas, Krumput). Sejak berdiri sendiri dan menjadi Paroki Banyumas, maka  Paroki St Yosep kini hanya memiliki satu stasi yang terdiri dari dua lingkungan yaitu Sokaraja dan Kalibagor.

“Kegembiraan itu terwujud bila hal-hal spontan dan sedikit nekat dilakukan,” ungkap romo paroki yang memimpin perayaan ekaristi tersebut.

“Misalnya ada punakawan dan Mbok Limbuk Cangik, tumpengan, dan penampilan koor favorit dalam parade koor lalu. Ini mengungkapkan pula sukacita Bunda Maria yang berjumpa dengan Elisabet. Maria menjadi misionaris perdana yang menyampaikan kabar keselamatan. Ia, Bunda Gereja yang bermisi. Kita semua diajak untuk meneladari Bunda Maria,”

Tokoh punakawan ini pula menyertai wakil DPP dalam memberikan sambutan. serta mempersilahkan koor dari Lingkungan Lusia mempersembahkan lagu. Setelah itu pula para punakawan menghibur umat dalam acara santap tumpeng bersama.

Lagu jogedan Prau Layar  dan ungkapan syukur memaknai ultah paroki. Saking hebohnya, tumpeng yang dibawa oleh lingkungan habis termakan. Umat juga langsung mengabadikan dengan foto bersama para punakawan.

Selamat mensyukuri kehidupan paroki.

Berkah Dalem.

Soter@bd/toro

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here