Abimanyu Gugur

0
850 views

Puncta 10.08.22
Pesta St. Laurentius, Diakon dan Martir
Yohanes 12:24-26

PANDAWA harus menghadapi siasat perang yang dibuat Kurawa. Siasat itu bernama Cakrabhuya.

Mereka memancing panglima perang Pandawa masuk ke tengah barisan dan kemudian menutupnya.

Yang tahu kelemahan siasat ini hanya Arjuna. Maka mereka memancing Arjuna agar menjauh dari barisan.

Puntadewa dan Werkudara bingung menghadapi taktik Kurawa. Mereka tidak mampu mencari solusi atas siasat Kurawa itu.

Tahu bahwa orangtua mereka panik menghadapi Kurawa, Abimanyu menyediakan diri memecah barisan prajurit Kurawa.

“Hamba tahu sedikit siasat Kurawa, hamba bersedia maju melawan mereka, namun hamba kurang tahu jalan keluarnya,” Abimanyu menyanggupi sambil menunggu perintah.

“Majulah anakku, aku akan membuyarkan barisan mereka,” kata Werkudara.

Abimanyu maju perang. Kurawa memancing dia masuk ke tengah barisan dan kemudian menutupnya.

Sementara pasukan lain menghalangi Werkudara agar menjauh.

Abimanyu dikeroyok oleh tujuh pasukan; Begawan Dorna, Sengkuni, Aswatama, Karna, Dursasana, Salya, Kartamarma.

Ia diserang dengan ribuan panah. Abimanyu melawan sampai titik darah terakhir.

Tubuhnya seperti landak dengan ratusan panah menancap, namun Abimanyu terus melawan, bahkan dia berhasil membunuh Lesmana, putra mahkota Astina.

Anak muda yang gagah perkasa itu mati di medan perang memperjuangkan kebenaran dan keadilan bagi bangsanya.

Hari ini kita memperingati St. Laurentius, diakon dan martir. Sebagai diakon, Laurentius taat dan setia pada pimpinannya yakni Paus Sixtus II yang ditangkap oleh Kaisar Romawi yang menjarah harta gereja.

Laurentius bersumpah akan selalu mengikuti Paus kemanapun pergi. Bahkan dia siap mengorbankan nyawa agar Paus tetap selamat.

“Tidaklah pantas seorang Paus pergi tanpa disertai diakonnya. Aku akan menyertaimu Bapa, kemanapun engkau pergi,” demikian sumpah Laurentius.

Diakon muda yang gagah perkasa ini juga ditangkap dan akhirnya dihukum mati oleh kaisar bersama dengan Paus, pimpinan Gereja.

Yesus bersabda, “Jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja, tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.”

Laurentius adalah biji gandum yang mati dan jatuh ke tanah, sehingga darinya tumbuh semangat kemartiran dalam Gereja.

Dengan pengorbanan dan kematian Laurentius, banyak buah iman dihasilkan.

Kematian bukan akhir segalanya. Kematian sebagai martir justru menghasilkan buah berlimpah.

Marilah kita tumbuhkan semangat kemartiran dalam diri kita. Berani membela kebenaran dan kejujuran, keadilan dan cintakasih agar hadirlah Kerajaan Allah.

Darah St. Laurentius yang mati menyuburkan Gereja, hingga berkembang sampai sekarang.

St. Laurentius, anak muda yang gagah perkasa, doakanlah anak-anak muda Gereja untuk berani berjuang demi Kerajaan Allah.

Joko tingkir makan tomat.
Sambil nyanyi minum coklat.
Siapa yang mau selamat.
Harus selalu bertobat.

Cawas, mau berkurban

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here