TALKSHOW diawali oleh syering Wiwek D. Santoso. Ia mengawali keterlibatannya dalam Gereja ketika secara kebetulan mendapat sampur (diberi kepercayaan sebuah tugas) menjadi bendahara lingkungan.
Waktu itu anak-anaknya masih kecil sehingga masih perlu perhatian lebih kepada keluarga. Setelah anak-anak sudah dewasa dan semuanya sudah bekerja, Wiiwiek lalu terjun total dalam organisasi pelayanan dalam wadah Kelompok Bakti Kasih Kemanusiaan (KBKK). Bersama kelompok bakti kasih yang didirikan oleh dr. Irene Setiadi dan Romo Terry Ponomban Pr bersama sejumlah aktivis inilah, Wiwiek bersama KBKK memberi hati kepada mereka yang tersisih dan terlupakan.
Di kelompok KBKK, Wiwiek duduk sebagai Pokja Pendidikan bersama antara lain Romo Madya Utama SJ. Sebagai umat katolik di Paroki Santo Jakobus, Wiwiek juga ikut dalam pelayanan pastoral di penjara-penjara. Dan yang paling gres tentu saja ajakan mendadak dari Romo Benny Susetyo Pr dari Komisi HAK KWI yang menggandengnya menjadi anggota tim promosi film Soegija.
“Suatu hari saya kebetulan ketemu Romo Benny Susetyo di bandara dan sempat ngobrol sebentar tentang film Soegija. Eh, pekan berikutnya Romo Benny menelpon dan meminta agar dibantu mengerahkan insan media meliput jumpa pers di KWI tentang film tsb,” tutur Wiwiek menceritakan awal keterlibatannya dalam film Soegija.
Walaupun mendadak penunjukannya, Wiwiek yang dibaptis setelah menikah dan punya anak-anak, meyakininya sebagai panggilan untuk menyebarkan kabar gembira kepada masyarakat lewat film Soegija. Pengalamannya dulu sebagai corporate communication Astra dikerahkan untuk menyukseskan peredaran film tersebut. (Bersambung)
Photo credit: Mathias Hariyadi, Royani Lim
Artikel terkait: