DALAM sejarah perjalanan iman kita, Allah dipandang begitu dekat. Antara Allah dengan umat-nya tidak ada jarak. Bahkan kita boleh memanggilNya Bapa. Hubungannya dekat dan akrab seperti Bapa dengan anaknya.
“Sebab bangsa besar manakah yang mempunyai allah yang demikian dekat kepadanya seperti TUHAN, Allah kita, setiap kali kita memanggil kepadaNya? (Ul 4:7).
Allah yang mau dan ingin selalu dekat pada kita ini sungguh luar biasa. Kedekatan ini membantu kita untuk mudah mengkomunikasikan apa yang hendak kita sampaikan.
Sekarang menjadi pertanyaan apakah aku merasakan hubungan yang dekat itu? Apakah aku masih mengalami kesulitan untuk merasakan Allah yang dekat dengan kita? Apa kesulitan itu?
Relasi kita, terutama dengan orang tua seringkali yang membuat sulit untuk memahami Allah yang dekat dan sayang dengan kita.
Yang perlu kita ingat yakni orang tua bisa salah, membenci dan melupakan kita. Tetapi Allah tidak pernah salah, benci apalagi melupakan Kita. Karena rasa sayangNya itu, Ia ingin selalu dekat dengan kita.