Anak Muda Ikut Lestarikan Sanggul Cepol Betawi

0
159 views
Acara membudidayakan pasang sanggul rambut di acara “None Punye Gaye” yang diselenggarakan Perkumpulan Pencinta Sanggul Nusantara. (Panitia)

ADA yang berbeda di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia Jakarta, Minggu 6 Agustus 2023 lalu. Terlihat dari luar pintu masuk Galeri Indonesia Kaya banyak perempuan berbagai usia yang berpakaian kebaya encim sedang antri masuk.

Mereka datang sambil membawa sanggul dan sisir di tangan. Ternyata, saat itu sedang berlangsung acara “None Punye Gaye” yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Pencinta Sanggul Nusantara.

Bersama Bapak Yahya Andi Saputra M.Hum, tokoh budaya Betawi.

Acara Sanggul “None Punye Gaye”

Pencinta Sanggul Nusantara sendiri merupakan perkumpulan yang bergerak di ranah budaya dan memiliki misi untuk mengajak perempuan Indonesia ikut melestarikan sanggul tradisional, kebaya, dan busana daerah.

Misi tersebut pun direalisasikan lewat Acara Sanggul “None Punye Gaye” yang berlangsung sangat meriah.

Pada acara “None Punye Gaye”, peserta diajak untuk mencoba langsung bagaimana cara mengenakan sanggul dan mendengar bincang-bincang budaya bersama dengan Bapak Yahya Andi Saputra M.Hum, tokoh budaya Betawi.

Tidak sesulit yang dibayangkan: pasang sanggul

Galeri Indonesia Kaya nampak penuh dengan ragam antusiasme, karena diskusi yang dibangun sifatnya interaktif serta dekat dengan audiens yang hadir siang itu.

Yang paling menarik dari mata acara “None Punye Gaye” adalah pemasangan sanggul secara mandiri oleh para peserta sesaat setelah demo sanggul dipraktikkan. Semua yang hadir langsung mengenakan sanggul yang dibagikan.

Dan uniknya lagi peserta merasa memakai sanggul tidaklah sesulit yang dibayangkan.  

Diwawancarai terpisah setelah acara berlangsung, Hany Imanuela -seorang peserta asal Jakarta- berbagi kesan terkait acara “None Punye Gaye”.

Acara demo pemakaian sanggul di forum acara “None Punye Gaye”, Agustus 2023.

Bagi Hany, acara ini menjadi sangat menarik untuk diikuti karena demo pemakaian sanggul yang ditampilkan benar-benar mengubah stigma dirinya terkait sanggul di kalangan perempuan muda atau Gen Z saat ini.

Sebelum mengikuti acara, Hany beranggapan jika pemakaian sanggul memiliki kesan yang susah dan harus banyak mengenakan hairspray, sakit, dan juga berat.

Namun, ternyata memakai sanggul di acara “None Punye Gaye” tidak perlu banyak mengenakan hairspray dan pemasangannya sangat mudah.

Sangat antusias, Hany juga turut naik ke panggung untuk menunjukkan kepada peserta lain sanggul yang sudah berusaha ia buat. 

Kesan dan pesan

Lulu Tri Handari, Ketua Pencinta Sanggul Nusantara Wilayah Jabodetabek, memberi demo sanggul. Ia juga turut merasa gembira atas antusias peserta yang dengan cepat mencoba memasang sanggul Cepol Betawi.

Anak-anak muda diajak mencintai koleksi budaya Nusantara dengan membiasakan diri mencintai sanggul rambut.

Menurut Ninoek W. Sunaryo Ketua Umum Pencinta Sanggul Nusantara yang ditemui saat acara berlangsung, saat ini Perkumpulan Pencinta Sanggul Nusantara terus berupaya untuk menyuarakan pelestarian budaya Indonesia.

Salah satunya dengan melakukan aktivasi demo mengenakan sanggul.

Melibatkan generasi muda, dengan tujuan agar semakin banyak perempuan muda di kalangan millenial dan juga Gen Z turut serta  berperan dalam upaya pelestarian sanggul nusantara. 

Kamu perempuan muda dan mau berkarya untuk budaya Nusantara? Tunggu acara Perkumpulan Pencinta Sanggul Nusantara berikutnya, ya.

Kredit foto: Dokumentasi Pencinta Sanggul Nusantara dan pribadi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here