Belajar dari Penyerahan Diri Bunda Maria

0
1,754 views
Lukisan Bunda Maria bersama Kanak-kanak Yesus dengan bahan dasar manik-manik hasil karya Romo Matheus Yuli Pr, imam diosesan Keuskupan Ketapang dan Pastor Paroki Gereja Katedral Ketapang. (Mathias Hariyadi)

INJIL Lukas 1:26-38 menginformasikan tentang Maria menerima kabar gembira dari Malaikat Tuhan. Ada beberapa perasaan yang muncul dalam diri Maria dalam peristiwa ini. Pertama, Maria terkejut dan takut ketika menerima salam malaikat.

Disapa ‘dikaruniai’ oleh malaikat itu yang menjadi sebuah keterkejutan. Gadis sederhana tapi dikaruniai. Kata dikaruniai berarti diberkati Allah dengan berkat khusus. Kedua, Maria heran dan tidak paham, karena dia akan mengandung seorang putera, padahal dia belum bersuami.

Penjelasan malaikat mengubah perasaan dan sikap Maria. Maria beroleh kasih karunia di hadapan Allah dan akan mengandung dari kuasa Allah. Roh Kudus akan menaungi Maria, sehingga anak yang dikandungnya akan disebut Kudus, Putera Allah.

Untuk meneguhkan Maria, malaikat menyampaikan tentang Elisabeth yang telah mengandung. Tidak ada yang mustahil bagi Allah. Pernyataan dan penjelasan malaikat, membuat Maria yang dalam kecemasan, keraguan dan ketidakmengertiannya, menyatakan kepasrahan pada rencana dan kehendak Allah atas dirinya: “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu.”

¤Ada banyak peristiwa dan pengalaman yang tidak kita pahami dalam hidup kita. Walaupun tidak paham dengan rencana Allah, mari kita belajar dari Bunda Maria berpasrah pada rencana dan kehendak Tuhan: “sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu”. Kita juga belajar mendengarkan firman Tuhan dan kehendak-Nya atas hidup kita.

Doaku: Bunda Maria, bantulah dan ajarilah aku menyerahkan hidupku pada rencana dan kehendak Tuhan, seperti dirimu sendiri. Amen.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here