Benci dan Cinta

2
583 views
Ilustrasi: Jika waktumu terbuang sia-sia karena selalu membenci orang, maka waktumu akan habis untuk mencintai ( Sr. M Ludovika OSA)

Sabtu, 01 04 2023

Hari Sabtu Imam

  • Yeh. 37:21-28.
  • MT Yer. 31:10,11-12b,13.
  • Yoh. 11:45-56.

SIKAP membenci dapat muncul dalam diri siapa pun; ini didasari oleh sifat iri hati.

Namun demikian, kebencian dapat dibersihkan dan diubah menjadi belas kasihan jika hati dan pikiran terbuka dan kita mau ditegur oleh kebenaran

Kebencian akan menghapus segala kebaikan, bahkan dapat mendatangkan celaka kepada orang lain.

Benci dan cinta. Dua hal yang saling bertolakan dan berlawanan bahkan kalau diibaratkan adalah dua kutub yang saling menjauh.

Kebencian terkadang bisa diartikan dengan luapan emosi yang melambangkan ketidaksukaan, permusuhan, antipati terhadap sesorang, atau pun hal lainnya hingga terkadang muncullah sikap menghindari, menghilangkan atau merusak hal yang dibenci.

Suatu saat kita bisa benci dengan orang lain. Entah karena fisik atau pun karena karakternya.

Tetapi perlu kita pahami, banyak kebenciaan kita di masa lalu terhadap sesuatu bisa jadi akan menjadikan kita mencintai hal tersebut.

Kebencian menghadirkan semangat dan konsentrasi seseorang untuk melihat sisi negatif dari orang lain sehingga tanpa disadari kita menjadi orang yang selalu memperhatikan orang yang kita benci.

Seorang gadis yang begitu benci dengan teman kelasnya waktu SMU, bisa berubah mencintainya setelah bertahun-tahun tidak bertemu.

“Saya dulu begitu benci dengannya, saya tidak suka gayanya yang cuek,” kata gadis itu.

“Namun malah karena itu saya malah kadang memperhatikan sikapnya,” ujarnya

“Kemudian saya merenung-renung kelemahan dan kekurangannya, saat itulah muncul kebaikan dalam dirinya,” lanjutnya.

“Pada akhirnya, saya kadang mencari dia karena penasaran,” sambungnya.

“Rasa itulah yang mengubahku, dari benci menjadi perhatian,” lanjutnya.

“Bahkan kemudian bukan hanya perhatian namun membalikkan sikapku dari benci menjadi cinta,” urainnya.

Semasih kita mau berubah, kita bisa mengubah rasa benci menjadi cinta.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa.”

Kisah Injil hari ini masih sangat terasa dalam hidup kita sampai saat ini.

Bahwa ada banyak saudara-saudari kita yang berkehendak baik selalu menjadi korban kecemburuan orang yang rakus, entah rakus akan kekayaan duniawi atau rakus akan politik, rakus akan kedudukan.

Orang yang baik, dianggap sebagai duri dalam daging dan lebih baik seperti duri jika dicabut dan dibuang.

Namun demikian masih banyak orang yang berkehendak baik, walaupun mereka ditantang dari berbagai sudut kehidupannya, masih tetap berjuang, tanpa putus asa, mempromosikan kebenaran dan kejujuran dalam hidup mereka.

Kasih dan kebaikan harus tetap teguh. Tak pernah boleh surut sedikitpun. Walau dalam kekecilan dan kesederhanaan. Tantangan, hadangan serta segala ikhtiar tak bersahabat, bukanlah alasan istimewa untuk padamkan api Kasih dan kebaikan.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku tetap mau berjuang dalam kebaikan di tengah banyak tantangan?

2 COMMENTS

  1. Kami dari Paroki Kristus Raja Sambas ingin mengirim Press Release Paskah 2023. Ke alamat email manakah kami diarahkan untuk mengirimkan artikelnya ?
    Terima kasih

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here