Renungan Harian
Minggu, 19 Juni 2022
Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus
Bacaan I: Kej. 14: 18-20
Bacaan II: 1Kor. 11: 23-26
Injil: Luk. 9: 1b-17
BEBERAPA waktu yang lalu, saat saya bersama dengan beberapa bapak muda sedang minum kopi dan ngobrol, salah seorang bapak menyampaikan berita bahwa salah satu umat yang akan menikahkan anaknya.
Keluarga itu kami kenal sebagai keluarga yang amat baik, dalam segala keterbatasan dan kesederhanaannya selalu terbuka untuk membantu orang lain.
Keluarga itu berprinsip kalaupun kalau tidak bisa membantu materi (karena keterbatasannya)pasti dengan rela hati membantu tenaga dan pikiran. Itulah yang mereka punya dan itu pula yang mereka berikan.
Teman tadi menyampaikan bahwa keluarga itu mau menikahkan anaknya dengan amat sederhana Tidak ada pesta apa pun dan karenanya tidak mengundang tetangga maupun kenalan.
Rencananya hanya akan minta ibadat pemberkatan perkawinan untuk anaknya dan sudah pulang ke rumah makan bersama keluarga inti saja. Orang lain hanya akan dimintai doa dari rumah masing-masing.
Mendengar berita itu, seorang teman lain mengatakan bahwa itu pilihan baik, karena untuk mengadakan pesta membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Dan lagi untuk keluarga itu tamu pasti banyak, untuk menentukan siapa yang diundang pun pasti mengalami kesulitan karena mereka amat dikenal.
Teman lain mengatakan rasanya kok kasihan kalau keluarga itu harus mengadakan pernikahan anaknya tetapi hanya seperti itu. Padahal keluarga itu selalu membantu orang lain tanpa pamrih.
Salah seorang teman mengatakan:
“Mengapa tidak kita bantu, yuk kita kumpulkan beberapa teman dan kita yang mengadakan pesta pasti banyak yang mau bantu. Kita berbagai siapa menyumbang apa dan nanti semua kerja bakti baik yang memasak, menyiapkan dekor, menyiapkan koor dan lain-lain. Nanti tugasnya romo memberitahukan dan membujuk keluarga itu agar mau dipestakan.”
Semua teman yang ada di situ setuju dan berbagi tugas untuk menghubungi teman-teman lain serta menyiapkan pesta itu.
Salah seorang teman menawarkan gudang beserta garasi untuk resepsi. Teman itu akan membersihkan dan mengecat gudang serta garasinya agar layak.
Dan terjadilah pesta yang luar biasa. Pesta yang luar biasa itu terjadi karena banyak orang yang berbagi, baik materi dan tenaga. Banyak ibu yang membantu memasak dan menyiapkan snack, ada menyiapkan dekor, ada yang menyumbang kursi untuk tamu dan segalanya.
Pesta itu membuat banyak orang heran dan bertanya-tanya berapa besar biaya yang dikeluarkan keluarga untuk menyelenggarakan pesta itu.
Pesta itu sungguh-sungguh menjadi pesta cinta kasih, banyak orang sehati untuk berbagi dan berbagi sukacita dan semua orang yang hadir terlebih keluarga mengalami sukacita.
Ketika ada kasih dan kerelaan untuk berbagi, maka apa pun bisa dilakukan.
Sebagaimana teman-teman pada waktu itu selalu mengatakan semua ini karena berkat Tuhan, kita yang mempunyai sedikit, tetapi Tuhan telah menjadikan banyak, dari yang serba kekurangan menjadi berlebih dan yang paling penting Tuhan membuat menjadi sempurna.
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Injil Lukas:
“Yang ada pada kami tidak lebih dari lima roti dan dua ikan, kecuali kalau kami pergi membeli makanan untuk semua orang banyak ini.”