SABDA Tuhan selalu relevan. Demikian pula bacaan dari Tambahan Kitab Daniel dan injil Matius hari ini. Tema besarnya memohon pengampunan.
Azarya berdoa memohon belas kasihan Tuhan. “Perlakukanlah kami sesuai dengan kemurahan-Mu dan menurut besarnya belas kasihan-Mu” (T Daniel 3:42). Pemazmur menggarisbawahi doa itu, “Ingatlah segala rahmat dan kasih setia-Mu, ya Tuhan.” (Mazmur 25:6).
Hamba dalam injil Matius mengungkapkan permohonan serupa. “Maka sujudlah hamba itu menyembah Dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan.” (Matius 18:26). Karena dia tidak bakal sanggup melunasi hutangnya, Sang Raja menghapus semua hutangnya (Matius 18:27).
Hal itu menegaskan pengampunan Tuhan yang jauh lebih besar dari banyaknya dosa manusia. Artinya, berapa sering pun manusia berdosa, dia masih bisa bertobat dan mendapat pengampunan dari Tuhan.
Manusia mesti bersikap sama seperti Tuhan terhadap sesamanya yang berdosa atau bersalah kepadanya. “Ampunilah kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami.” (Matius 6:12).
Doa yang amat berani ini tertera dalam doa Bapa Kami? Pernahkah orang mempertimbangkan konsekuensinya waktu mendoakannya?.
Doa itu menegaskan bahwa pengampunan itu menyangkut relasi dengan Tuhan dan sesama. Yesus bersabda bahwa ukuran yang orang terapkan kepada sesamanya akan dikenakan padanya juga (Matius 7:2).
Pengalaman menegaskan bahwa mengampuni tidak mudah, apalagi berulangkali (Matius 18:22). Apabila hanya mengandalkan kemampuannya yang terbatas, manusia tidak mungkin dapat melakukannya.
Bukan hanya dalam memohon ampun atas dosa-dosanya manusia memerlukan belas kasihan Tuhan. Ketika mesti mengampuni sesamanya dia memerlukan juga rahmat Tuhan; bahkan yang jauh lebih besar.
Selasa, 5 Maret 2024
Albherwanta O.Carm