Bukan Meniadakan, tetapi Menggenapi

0
203 views
Ilustrasi: Para frater SSCC main bola dengan residen YSM.

Puncta 10.03.21
Matius 5: 17-19

DALAM sebuah tim sepakbola, tidak hanya dibutuhkan sebelas pemain, tetapi perlu ada pemain lapis kedua atau cadangan.

Jika terjadi cidera pemain, kesebelasan itu tetap utuh kecuali kalau ada yang kena kartu merah. Pemain cadangan bukan berarti kalah kualitas dari pemain utama, ia menggenapi jika sewaktu-waktu dibutuhkan.

Ia sama pentingnya dengan pemain lapis atas.

Di Real Madrid ada Casimero. Di Barcelona ada Sergi Roberto. Barcelona memang punya gelandang bertahan yang baik; Andres Iniesta, Sergio Busquets, Rafinha.

Sejak Dani Alves pindah, Sergi Roberto digeser ke kanan menggantikannya. Ia melengkapi posisi Jodi Alba di kiri untuk memberi assist kepada Leonel Messi dan penyerang lain di depan.

Mereka bekerjasama untuk saling melengkapi di posisinya masing-masing.

Yesus berkata, “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.”

Seperti permainan sepakbola, asalkan kita bermain baik dan mengikuti peraturan pasti akan berhasil. Namun jika permainan kita curang, keras atau kasar, kita akan dikeluarkan dengan kartu merah.

Yesus juga mengajarkan demikian.

Jika kita meniadakan salah satu perintah – artinya tidak ikut aturan bermain – akan mendapat tempat paling rendah yakni dikeluarkan dari lapangan.

Tidak mendapat tempat dalam Kerajaan Surga.

Sebaliknya, kalau kita melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat, akan mendapat tempat yang tinggi dalam Kerajaan Surga. Jika orang bermain baik akan jadi top of the match.

Kitab Taurat itu sudah baik. Yang perlu digenapi oleh Yesus adalah pelaksanaannya. Keteladanan dari ajaran-ajaran itu yang harus disempurnakan.

Seperti dulu kita punya Pedoman Pelaksanaan dan Pengamalan Pancasila (P4). Pedomannya sudah baik. Yang belum sempurna itu pelaksanaan dan pengamalannya. Tidak cukup hanya penataran P4, tetapi yang lebih penting adalah pelaksanaan dan pengamalannya.

Yesus datang untuk menggenapi yakni dengan pengamalan. Ia melaksanakan apa yang diajarkan-Nya.

Kita pun tidak cukup hanya tahu dan hapal Kitab Suci. Tetapi lebih dari itu adalah mengamalkan dan menghayatinya.

Kalau demikian maka genaplah isi Kitab Suci itu. Mari kita menggenapi isi Kitab Suci dengan mengamalkan teladan Yesus sendiri.

Kalau pintu rumah sedang terkunci.
Kita harus bisa membuka jendela.
Tidak cukup hanya hapal Kitab Suci.
Lebih penting mengamalkan isinya.

Cawas, menjaga harapan…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here