Flexing

1
452 views
Ilustrasi: Hidup semu, karena jungkir balik. (Ist)

Rabu 21 Juni 2023.

  • 2Kor. 9: 6-11.
  • Mzm. 112:1-2,3-4,9.
  • Mat. 6:1-6,16-18.

BUDAYA di media sosial semakin hari menunjukkan perubahan yang memprihatinkan.

Salah satunya budaya flexing yang kini kerap dilakukan oleh sebagian pengguna media sosial.

Di mana sebagian orang dengan sengaja memamerkan harta dan kemewahan yang dimiliki untuk mendapatkan nilai dan pengakuan sesuai dengan egonya.

Fkexing biasanya memamerkan barang-barang mewah seperti pakaian, sepatu, mobil, tas, dan berbagai koleksi mahal yang dimiliki seseorang.

Flexing sebenarnya bukanlah suatu kesalahan yang membutuhkan penebusan dosa.

Pamer kekayaan merupakan tindakan naluriah yang dimiliki manusia untuk mendapatkan validitas dari orang lain mengenai status sosialnya atau eksistensi dirinya.

“Kalau kamu diberi, ingatlah dan catatlah namanya di atas batu karang. Tetapi kalau kamu memberi catatlah namamu di pasir pantai,” kata seorang guru rohani.

Ketika kita dalam keadaan lemah dan ada yang mengulurkan tangan untuk membantu kita, betapa bahagianya kita.

Ada tanggung jawab untuk betindak seperti itu juga yakni menolong sesama yang tidak punya harapan dan membutuhkan petolongan.

Untuk itu, kita melakukan perbuatan baik dengan cara sembunyi dan iklas hati, tidak minta diingat apalagi mengharapkan balasannya.

Kita melakukan untuk Tuhan yang empunya Kerajaan Surga.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di surga.”

Yesus memperingatkan agar kita tidak menjadi orang yang munafik dan hidup penuh sandiwara.

Secara tampilan luar, melakukan sesuatu seolah-olah untuk Tuhan. Padahal dalam hati ingin dilihat dan dipuji orang.

Jadi tujuan melakukan sesuatu itu semata-mata untuk diri dan bagi kepentingan diri sendiri.

Bukan kebutuhan diri diabaikan dan ditiadakan, melainkan diletakkan pada tempatnya yang tepat dan dalam konteks iman yang tepat.

Yakni, belajar berharap kepada anugerah Tuhan tiap-tiap hari. Tulus iklas melayani dan membantu sesama tanpa ingin menonjolkan diri dan harapan.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku suka pamer dan bersandiwara dalam hidupku?

1 COMMENT

  1. flexing itu juga merupakan sikap sombong, menurut saya sombong juga dosa maka perlu pengampunan.
    Romo ampunilah akan karena aku telah berdosa terhadap Tuhan dan sesama. ?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here