Gagal Paham

0
371 views
Ilustrasi: Kegagalan. (Ist)

“Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada Yesus.” (Luk 9,45)

 BEBERAPA Minggu yang lalu, Mendagri mengatakan bahwa dari enam puluh ribu sekian, 58 persen camat di Indonesia tidak memahami tata kelola pemerintahan. Ini merupakan pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Keprihatinan tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satunya adalah tren bagi pasangan pemenang pilkada yang mengangkut tim suksesnya menjadi pejabat pemerintah tanpa mempertimbangkan kualitas dan kompetensinya.

Gagal paham memang sering terjadi. Hal ini tentu tidak hanya terjadi di kalangan para camat, tetapi juga bisa dialami orang lain. Camat tidak memahami tata kelola pemerintahan; guru tidak memahami kondisi para murid; dokter tidak memahami penderitaan pasien; pimpinan tidak memahami kebutuhan karyawan; orang tua tidak memahami pendidikan anak; anak tidak memahami maksud baik orang tua, dsb. Gagal paham merupakan pengalaman yang sering terjadi di dalam diri banyak orang.

Banyak hal sering tidak mudah untuk dipahami, seperti tugas-tugas, tanggung jawab atau pekerjaan yang harus dilakukan. Banyak orang sering masih membutuhkan rincian dari job description, petunjuk teknis atau petunjuk pelaksanaannya, standar operasional, dsb. Selain itu, gagal paham juga sering tertuju pada pribadi atau orang. Banyak orang tidak mudah memahami pasangan hidupnya, anaknya, orang tuanya, saudaranya, rekan kerjanya atau tetangganya, sekalipun mereka sudah hidup bersama selama bertahun-tahun. Banyak orang tidak bisa memahami secara utuh dan penuh atas sikap, perilaku, perkataan, pemikiran dan perbuatan orang lain.

Gagal paham juga sering terjadi berkaitan dengan iman, keyakinan dan ajaran. Para murid tidak mengerti dan memahami apa yang dikatakan oleh Sang Guru. Dan celakanya, mereka juga tidak berani bertanya kepada-Nya. Akibatnya banyak arti dan makna tetap tersembunyi bagi mereka. Pengalaman para murid itu mungkin juga menjadi pengalaman kita pada jaman ini. Betapa banyak pokok-pokok iman belum dipahami dengan baik, sekalipun selalu diucapkan dan didoakan setiap hari; betapa banyak ajaran Gereja yang belum dipahami, sekalipun sudah diterjemahkan dan dicetak dengan bagus; betapa banyak simbol-simbol liturgis dan peribadatan yang belum dipahami dengan benar, sekalipun simbol-simbol tersebut selalu dipergunakan sesuai kalender liturgi; betapa banyak teks dan ayat Kitab Suci yang tidak bisa dipahami, sekalipun teks tersebut telah dibaca atau didengar berkali-kali.

Banyak orang tidak mengerti dan memahami hal-hal yang pokok dan penting di dalam hidup dan keyakinan, namun mereka tidak berani bertanya. Orang tidak berani bertanya karena merasa malu atau takut dikatakan bodoh, sehingga banyak hal tetap tersembunyi. Malu bertanya sesat di jalan! Hal-hal apa saja yang selama ini belum aku mengerti dan pahami dengan baik di dalam hidup dan imanku? Apa yang membuat diriku tidak berani bertanya? Berkah Dalem.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here