Gereja MRPD Paroki Air Upas, Keuskupan Ketapang Mengukir Sejarah: Tahbisan Imamat Romo Bonefasius Mite Pr (2)

0
1,558 views
Prosesi penerimaan Sakramen Imamat di Gereja St. Maria Ratu Pencinta Damai Paroki Air Upas, Keuskupan Ketapang, Kalbar; (ki-ka) Pastor Paroki Romo Stefanus Wagut Pr, Romo Bonefasius Mite Pr, Mgr. Pius Riana Prapdi, dan Vikjen Keuskupan Ketapang Romo Sutadi Pr. (Romo Mardianus Indra Pr/Keuskupan Ketapang)

HUJAN mengguyur seluruh kawasan Paroki Air Upas –sekitar 7-8 jam perjalanan dari pusat kota Ketapang—ternyata tidak menyurutkan niat umat untuk mengikuti Misa Tahbisan Imamat Romo Bonefasius Mite. Penerimaan Sakramen Imamat untuk Romo Mite ini berlangsung bertepatan dengan Hari Raya Santo Petrus dan Paulus.

Dari Flores untuk masyaraka Dayak

Rangkaian acara  diawali dengan upacara adat penyerahan Diakon Bonifasius Mite sebagai orang Flores  ke dalam budaya Dayak.  Dengan demikian, Pastor Boni kelak menjadi imam yang melayani semua suku dan secara khusus umat Katolik Dayak.

Dalam homilinya , Bapak Uskup Keuskupan Ketapang Mgr. Pius Riana Prapdi menceritakan bahwa dua Rasul Agung yakni Petrus dan Paulus itu tidak ditahbiskan dengan minyak krisma. Tapi, kata Monsinyur,  mereka ditahbiskan dengan darah kristus.

Begitu juga dengan Diakon Boni akan ditahbiskan tidak hanya dengan minyak krisma, tapi dengan minyak keberagaman budaya.

Perjumpaan dengan Yesus mengubah segalanya. Saulus bertobat menjadi Paulus. Simon menjadi Petrus. Pembenci menjadi pencinta Kristus, penyangkal menjadi batu karang tempat jemaat diletakkan.

Sesaat sebelum penumpangan tangan –tanda utama prosesi tahbisan imamat– oleh Uskup di atas kepala Diakon calon imam tertahbis.

Begitu juga dengan Diakon Bonifasius Mite. Setelah menerima Sakramen Imamatnya dalam Misa Tahbisan Imamat di Gereja St. Maria Ratu Pencinta Damai – Paroki Air Upas ini, ia diharapkan akan menjadi Petrus dan Paulus dan tetap menjadi pelayan yang setia dalam melayani umat dengan Kasih Kristus.

30 stasi

Misa Tahbisan Imamat yang berlangsung hari Jumat  tanggal 29 Juni 2018 kemarin itu dihadiri oleh sekitar 2.000-an. Mereka datang dari 30 stasi yang ada di Paroki Air Upas.

Hironimus Tanam, Sekda Kabupaten Ketapang, datang bersama isteri mewakili  Pemda Kabupaten Ketapang, dan ribuan umat dari 30 stasi dan sejummlah utusan dari paroki –paroi di Keuskupan Ketapang.

Ikut hadir 10 suster dan 37 imam dari berbagai kongregasi.

Penumpangan tangan dari para kolega imam.

Pesta makan menjuang

Misa berlangsung sangat meriah disertai dengan ‘hidangan’ tarian dari suku Dayak dan Flores di acara pembukaan dan tarian pengantar persembahan.

Selesai misa, acara dilanjutkan dengan pesta makan Menjuang.

Umat membawa aneka jenis makanan  dan minuman dari masing-masing dan kemudian dikumpulkan di satu tempat. Bapa uskup dan tamu makan bersama di 30 sten makanan dari stasi stasi yang ada di Paroki MRPD Air Upas.

Para imam di Keuskupan Ketapang datang ikut memberi dukungan pada Diakon Bonefasius Mite calon imam tertahbis.

Dalam sambutan Ketua Panitia Tahbisan, Bruno Babo mengucapkan terima kasih kepada semua umat yang terlibat, dan mengharapkan supaya Romo Boni bisa menjadi imam yang baik, taat kepada uskup dan menghormati senior serta siap di tempatkan dimana saja.

Imam kelahiran Nagekeo Flores mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam tahbisan ini. Imamat adalah perutusan mewartakan kasih Allah.

Selanjutnya romo baru ini akan ditempatkan di Paroki Santo Martinus Balai Berkuak.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here