APA yang kita harapkan tatkala membuka mata?
Dapat melihat yang ada di depan kita. Untuk dapat melihat, kita membutuhkan cahaya. Amat sulit melihat dalam kegelapan.
Betapa pentingnya cahaya.
Sabda Tuhan pada hari Minggu Adven I mewartakan cahaya. “Hai kaum keturunan Yakub, mari kita berjalan dalam terang Tuhan!” (Yesaya 2: 5).
Bila manusia melihat dalam terang Tuhan, mereka tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa lain dan tidak akan lagi berlatih perang (Yesaya 2: 4).
Mengapa? Karena orang berbagi dalam kasih; tak lagi egois.
Santo Paulus juga bicara tentang terang. “Kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang.” (Roma 13: 14a). Mereka yang hidup dalam terang meninggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan (Roma 13: 12). Hidup sesuai dengan ajaran Tuhan.
Yesus berbicara tentang terang dalam arti kewaspadaan dan sikap berjaga-jaga (Matius 24: 42). Khususnya terhadap kedatangan Tuhan. Jangan seperti orang pada zaman Nuh. Mereka tidak menyadari apa yang terjadi sampai air bah melenyapkan mereka (Matius 24: 39).
Mereka itu asyik menikmati hidup untuk dirinya sendiri. Mengabaikan sesamanya. Mereka tidak layak masuk ke dalam dunia baru, di mana Yesus menjadi raja.
Itu digambarkan dalam orang-orang yang bekerja di ladang dan perempuan-perempuan yang menggilang gandum. Yang seorang dibawa, yang lain ditinggalkan (Matius 24: 40.41).
Mereka yang hidupnya layak untuk masuk Kerajaan Allah akan dibawa. Sedangkan yang tidak berkenan kepada Allah karena hanya memikirkan dirinya sendiri ditinggalkan.
Kita diciptakan bukan untuk ditinggalkan, melainkan diundang masuk ke dalam Kerajaan-Nya yang abadi. Karena itu, “Mari kita pergi ke rumah Tuhan dengan sukacita.” (Mazmur 122: 2).
Untuk itu, kita perlu hidup dalam terang Tuhan, yakni kasih dan kepedulian.
Ketiga bacaan mengajak kita hidup dalam terang. Bukan hanya terang sinar lampu dan matahari, tetapi terang Tuhan. Hidup sesuai dengan teladan Yesus, Sang Terang (Yohanes 8: 12).
Konkretnya, hidup dalam kasih dan pelayanan.
Bagaimana selama ini aku hidup? Apakah asyik dengan diri sendiri; lupa dan tidak waspada? Ataukah aku penuh kasih dan peduli kepada sesama?
Marilah bangun dan sadar serta hidup dalam terang.
Minggu Adven I, 27 November 2022