Home BERITA Homo Proponit sed Deus Disponit

Homo Proponit sed Deus Disponit

0
625 views
Kapal RMS Titanic

Puncta 04.07.22
Senin Biasa XIV
Matius 9: 18-26

FILM Titanic adalah film drama yang pernah sukses beberapa waktu yang lalu.

Ada kisah romantis di balik tragedi tenggelamnya kapal mewah itu.

Pada detik-detik tenggelamnya Kapal Titanic, ribuan penumpang berusaha menyelamatkan diri. Mereka berebutan naik sekoci penyelamat.

Hiruk pikuk saling desak, saling dorong terjadi di geladak. Mereka berusaha yang pertama naik sekoci penyelamat.

Namun ada juga pemandangan lain. Para pemusik tetap memainkan alat musiknya untuk menghibur di tengah kekacauan.

Ada pula imam yang berdoa bersama para penumpang.

Di sebuah kamar ada pasangan lansia yang pasrah berpelukan di ranjang menerima kematiannya.

Tidak demikian dengan Jack dan Rose, dua orang yang sedang menjalin “Cilok” cinta di lokasi.

Mereka saling jatuh cinta, ketika ketemu di kapal. Mereka berjuang mempertahankan hidup demi cinta mereka.

Jack berusaha keras menyelamatkan kekasihnya. Begitu juga dengan Rose, ia tidak mau masuk sekoci tanpa Jack Dawson, kekasihnya.

Mereka berjuang sekuat tenaga agar selamat.

Kalimat terakhir Jack kepada Rose saat dia hampir mati kedinginan adalah “Never let go. Kamu harus berjanji padaku bahwa kamu akan selamat.”

Jack dan Rose berusaha sekuat tenaga mempertahankan hidup demi cinta, namun Tuhan memisahkan mereka di tengah laut yang dingin.

Setelah mengatakan kalimat bertuah itu, Jack tenggelam di depan mata kekasihnya.

Rose tak mampu mengeluarkan kata-kata. Matanya kosong menerawang masa depan tanpa Jack di sisinya.

Berbeda dengan kisah kepala rumah ibadat yang anak perempuannya baru saja meninggal. Ia datang kepada Yesus dan menyembah-Nya.

Ia memohon kepada Tuhan, “Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup.”

Kepercayaan orang itu sungguh besar. Ia berusaha dan memohon kepada Tuhan.

Begitu pula yang dialami perempuan yang sudah duabelas tahun sakit pendarahan. Ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya.

Ia menggantungkan harapan yang besar pada Yesus. “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.”

Harapan perempuan itu terkabul. Yesus berkata, “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.”

Iman dan harapan dari kepala rumah ibadat dan perempuan itu dijawab dengan kasih oleh Yesus yang menyembuhkan.

Tetaplah berusaha, Tuhan akan bertindak. Keputusan Tuhan pasti yang terbaik bagi kita.

Ke pasar beli buah-buahan,
Walau perut rasanya sembelit.
Tetap percaya pada Tuhan,
Ketika hidup terasa sungguh sulit.

Cawas, SAKIT = Saat Aku Kolaps Ingatlah Tuhan

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here