SANTO Ignatius Loyola adalah seorang pendiri Ordo Serikat Yesut (Yesuit) yang hidup di abad-16 (1491-31 Juli 1556). Lewat wasiatnya yang ditulis dalam Latihan Rohani, ia memberi prinsip yang bisa diterapkan dalam berinvestasi saham. Enggak percaya? Yuk kita lihat.
Kita lihat dulu situasi pergerakan harga saham sejak Agustus 2011 sampai sekarang. Hampir setiap hari indeks naik turun dalam persentase yang besar. Kabarnya, investor telah melakukan penjualan sebesar Rp30 triliun pada bulan Agustus saja. Hal ini tetap diteruskan pada bulan September. Naik turunnya saham secara signifikan ini sebenarnya cukup aneh. Kenapa? Indikator ekonomi Indonesia tidaklah mengkhawatirkan. Pasar stabil.
Dua faktor
Menurut pengamat pasar modal Elvyn G Massasya, pergerakan saham di pasar modal pada dasarnya dipicu oleh dua faktor, yakni faktor fundamental dan sentimen.
Yang terjadi dalam dua bulan belakangan ini lebih karena faktor sentimen.
Kondisi ekonomi di Eropa dan Amerika Serikat saat ini masih dibayangi ketidakpastian. Beberapa negara Eropa terancam gagal bayar, misalnya Yunani, Spanyol, dan Portugal. Kondisi ekonomi di Amerika Serikat juga belum membaik. Hal-hal seperti itulah yang mempengaruhi persepsi investor. So, untuk mengamankan investasi, mereka melepas saham (menjualnya), termasuk di pasar modal Indonesia. Akibatnya harga saham jatuh.
Jalan tengah: serakah vs takut
Menghadapi situasi pasar saham seperti itu, Elvyn menganjurkan untuk mencari “jalan tengah.” Ia mengatakan bahwa pada dasarnya membeli saham, baik pembelian untuk jangka panjang maupun pendek, merupakan keberhasilan antara menyeimbangkan rasa takut dan keserakahan. Jika anda tipikal seorang investor jangka panjang, tidak ada perlu yang dikhawatirkan. Jika anda investor jangka pendek, mungkin lebih baik bersikap berhati-hati karena faktor sentimen sangat susah diprediksi.
Mencari jalan tengah ini kiranya sejalan dengan nasihat Santo Ignatius dalam konteks bagaimana cara mengatur diri dalam hal makanan. Untuk mendapat porsi yang sesuai, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit, kita harus latihan mengatur diri.
Dalam Latihan Rohani 213, Santo Ignatius menulis,”….asalkan menjaga jangan sampai jatuh sakit makin banyak mengurangi yang normal, makin cepat orang mencapai ukuran tengah yang harus ditepati dalam hal makan dan minum.”
Demikian juga dalam melakukan investasi saham dan investasi yang lain. Semakin banyak latihan, menyeimbangkan antara takut dan keserakahan, akan tercapai ukuran tengah-tengah. Ada pepatah dalam bahasa Latin, virtus stat in medio, kebijaksanaan berada di tengah.
Selamat merenung sebelum anda berinvestasi lagi.