Iman itu Tanpa Logika

0
537 views
Bapa Abraham

Bacaan 1: Kej 15:1-6. 21:1-3

Bacaan 2: Ibr 11:8. 11-12. 17-19                                                                                                                                                                                                     Injil: Luk 2:22-40                                                          

Bagiku iman itu unik dan tidak bisa dilogika dan ibarat cinta itu buta. Jika bisa dilogika maka menurutku sudah bukan iman lagi.

Seseorang yang sedang dimabuk cinta, ia bisa terkena sindrome “cinta itu buta”. Cinta tidak melihat kesalahan orang yang ia cintai. Cinta merupakan salah satu perasaan yang belum mampu dipahami manusia.

“Cinta itu buta” dipopulerkan oleh ucapan Jessica, seorang karakter dalam “The Merchant of Venice” karya Shakespeare.

Dalam iman terkandung tiga unsur utama: percaya, berserah diri dan taat.

Seorang beriman maka pertama-tama harus percaya dulu. Lalu ia akan berserah diri dan kemudian mentaati apa yang diperintahkan oleh yang diimaninya.

Abraham belum mengenal Allah, saat ia berjumpa Allah yang memerintahkannya keluar dari negerinya meninggalkan sanak saudaranya. Abraham tidak tahu mau disuruh pergi kemana, namun ia memiliki perasaan percaya pada-Nya.

Abraham juga taat saat diminta mempersembahan anaknya Ishak,

Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, walaupun kepadanya telah dikatakan: “Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu.”

Oleh kepercayaannya pada Allah, Abraham diberikan “Janji Allah” akan memiliki keturunan sebanyak bintang di langit dan pasir di tepi Pantai.

Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.

Kita percaya bahwa Allah telah mengatur segala sesuatunya. Termasuk menurunkan Mesias, Sang Juru Selamat manusia yaitu Tuhan Yesus Kristus melalui keturunan bapa Abraham dan ibu Sara.

Hari ini Gereja Katolik merayakan pesta keluarga kudus, Yesus, Maria dan Yosef.

Saat tiba waktunya Yesus dipersembahkan kepada Allah di Bait Suci, mereka bertemu dengan Simeon dan Hana, orang-orang saleh yang dipenuhi Roh Kudus. Mereka bersaksi untuk Yesus dan bernubuat bahwa Yesus juga menjadi simbol perpecahan dunia.

“Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri,supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.”

Banyak bangsa akan berperang karena Yesus, orang tua dan anak berselisih karena Yesus.

Pesan hari ini

Apakah kamu juga memiliki perasaan percaya, berserah diri dan taat pada Tuhan Yesus? Meski kamu tidak bisa menjelaskan kenapa percaya.

“Cinta itu buta, kamu hanya melihat cahaya terang.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here