In Memoriam Mgr. Johannes Pujasumarta: Hilangkan Jurang Komunikasi Uskup – Umat (7)

0
2,037 views

KALAU harus menarik garis sejarah ke belakang, barangkali inilah jasa terbesar alm. Mgr. Johannes Pujasumarta bagi Gereja Katolik Indonesia. (Baca:  In Memoriam Mgr. Johannes Pujasumarta: Mengalami Sakit dengan Sukacita (6)

Pertama-tama adalah passion beliau untuk menggunakan gadget dan internet sebagai media paling efektif dan efisien untuk misi pewartaan iman. Dan beliau sudah melakukannya sendiri, sejak menjadi Uskup Diosis Bandung mulai Juli 2008 saat menerangkan tagline misi pastoralnya: Duc in Altum.

Ketika alm. Mgr. Johannes Pujasumarta mulai ‘on air’ di jalur internet, tanpa sungkan dia selalu menjawab pertanyaan dan komunikasi dengan mereka yang punya tautan pin BBM. Dengan caranya yang boleh dibilang ‘revolusioner’ ini, ia mendekatkan komunikasi antara hirarki dan umat yang dulu berjarak sangat jauh itu kini  menjadi lebih dekat dan intensif.

 Mendekatkan jarak komunikasi

Alm. Mgr. Johannes Pujasumarta rasanya mampu mendekatkan jarak komunikasi antara beliau dengan mereka yang sudah mengenalnya sejak lama, seperti yang kami alami sebagai mantan murid beliau di Seminari Mertoyudan. Komunikasi kami dengan beliau melalui jalur BBM juga sangat aktif dan efektif, terutama ketika muncul berita tentang hiruk-pikuk di  Taman Wisata Rohani Giriwening di Sengonkerep, jauh di selatan Paroki Wedi,  namun secara administratif masuk wilayah Kabupaten Wonosari, DIY.

Di jalur FB, akun alm. Mgr. Johannes Pujasumarta sudah beranak pinak. Barangkali sudah masuk serial yang kedua atau bahkan ketiga atau malahan keempat. Semua rekan, teman, kenalan baru di jalur virtual ini selalu mendapat sapaan pribadi melalui panggung virtual.

Inilah gebrakan sangat berarti yang dilakukan oleh alm. Mgr. Johannes Pujasumarta dan itulah yang mungkin akan mengubah Gereja Katolik Indonesia,  ketika Uskup dan para pastornya tidak lagi pasang muka ‘jaim’, melainkan duduk, bicara enak, dalam semangat egaliter bersama umatnya.

Kita kehilangan Uskup yang rendah hati, sumanak grapyak, sabar, dan sangat proaktif menyapa setiap orang yang dikenalnya. Baik di jalur udara melalui internet, panggung virtual, dan apalagi di tlatah kasat mata ketika tubuh manusia berjumpa satu sama lain.

Sugeng tindak Monsinyur.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here