Jangan Salah Fokus

0
483 views
Ilustrasi - Pansos alias panjat sosial. (Ist)

Selasa 3 Januari 2023

  • 1Yoh. 2:29 – 3:6.
  • Mzm. 98:1,3cd-4,5-6.
  • Yoh. 1:29-34

TIDAK sedikit orang ingin menjadi sosok yang populer. Terlebih dengan adanya media sosial yang membuat setiap orang bisa lebih menonjolkan diri.

Berbagai cara dilakukannya supaya dikenal orang. Mulai dari mempertontonkan kemampuannya, memposting rutinitas kesehariannya, hingga membuat konten adegan berbahaya.

Ada orang yang sampai mengorbankan nyawanya. Sebagai contoh, pernah ada dua remaja melompat ke tengah jalan. Satu dari sisi kanan, satu lagi dari sisi kiri. Secara bersamaan mereka melompat pada saat sebuah truk melintas, hingga tabrakan tak terhindarkan.

Satu remaja selamat, sedangkan satunya meninggal tertabrak truk tersebut. Untuk apa itu semua? Hanya untuk konten supaya dikenal orang.

Padahal sebenarnya menjadi orang terkenal itu berat.

Orang yang dikenal banyak orang akan lebih susah menjaga keikhlasannya dibandingkan dengan orang yang biasa-biasa saja di mata manusia.

Ketenaran seringkali membuai seseorang sehingga terlena dan lebih mengikuti kemauannya sendiri daripada berhamba pada kehendak Allah.

Dalam bacaan Injil hari ini, kita dengar demikian,

“Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.

Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: Kemudian dari padaku akan datang seorang, yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.”

Ketika Yohanes Pembaptis memulai pelayanannya, ada banyak orang yang terpesona padanya. Sebagian orang bahkan memandangnya sebagai titisan nabi Elia, nabi besar di mata masyarakat Yahudi zaman itu, di samping Musa.

Yohanes memiliki panggung saat itu dan semua orang percaya padanya untuk menjadi terkenal dan hebat,

Menarik bahwa Yohanes Pembaptis tidak menggunakan hal itu sebagai peluang bagi dirinya untuk “pansos” (panjat sosial).

Ia dengan tegas mengatakan bahwa yang harus diikuti oleh orang-orang yang berbondong-bondong mendatanginya adalah Yesus, bukan dirinya. Ia tidak mau orang-orang jadi “salfok.”

Sikap dan pilihan untuk tidak populer di mata dunia, asalkan nama Allah lebih dimuliakan oleh banyak orang. Itulah pilihan Yohanes sebagai nabi yang merintis jalan kedatangan Mesias di dunia ini.

Jangan sampai orang “salfok” Yesus adalah yang utama dan yang harus mendapatkan tempat di hati, pikiran dan perasaan kita.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku menjadi jalan yang menghubungkan manusia dengan Tuhan?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here