Kasih Merangkai Kisah Hidup

0
19 views
Kejahatan dibiarkan supaya bertobat

Sabtu 14 September 2024.

Bil. 21:4-9 atau Flp. 2:6-11; Mzm. 78:1-2,34-35,36-37,38.
Yoh. 3:13-17

CINTA kasih menjadi hal yang sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Tanpa cinta kasih, hidup manusia menjadi hampa dan kurang bermakna.

Cinta kasih merangkai kisah hidup yang penuh kenangan indah dan hari-hari yang membahagiakan, meski diwarnai aneka pengurbanan.

Maka, tidak jarang cinta kasih juga mempunyai warna kelam, karena seringkali harus dijalani dalam kesengsaraan serta kesulitan dalam hidup.

Oleh sebab itu, setiap orang harus bijaksana dalam mengambil keputusan atau sikap mengenai cinta. Terlalu mengikuti rasa akhirnya cinta malah membawa mala petaka sedangkan tanpa rasa, cinta menjadi keras memaksa dan menghilangkan kebahagiaan.

“Kasih Allah adalah kekuatan yang transformatif dan memulihkan,” kata seorang bapak.

“Kasih Allah itulah yang telah mengubah aku, yang sebelumnya seorang pembohong dan tidak setia lalu menjadi orang yang berjuang untuk hidup jujur dan setia.

Kasih Allah melampaui keterbatasan manusia, yang telah membenturkan aku dengan masalah yang bertubi-tubi, dari kejayaan hidup hingga jatuh terpuruk.

Hidupku seperti roller coaster, pernah di puncak kejayaan dan kemudian jatuh hancur terpuruk dalam kemiskinan.

Allah telah melibatkan aku sekeluarga dalam pengorbanan yang mendalam, dengan tujuan untuk menyelamatkan jiwaku dan keutuhan keluargaku.

Bagiku kesalahan dan keterpurukanku adalah kasih Allah yang dibingkai air mata yang menawarkan jembatan dari kegelapan menuju terang, dari kematian menuju kehidupan,” syering bapak itu.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”

Kasih Allah dalam ayat ini dinyatakan melalui tindakan yang paling luar biasa: memberikan Anak-Nya yang tunggal untuk mati demi keselamatan dunia.

Kata “kasih” di sini tidak hanya berarti perasaan atau emosi, tetapi tindakan konkret yang melibatkan pengorbanan diri yang tak ternilai. Anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus, memberikan hidup-Nya di salib sebagai pengorbanan yang tak terhingga.

Ini menunjukkan betapa besar dan mendalamnya kasih Allah; Ia rela memberikan apa yang paling berharga demi keselamatan kita.

Kasih Allah bukan hanya tampak dalam pengorbanan-Nya, tetapi juga dalam tujuan dari pengurbanan tersebut. Allah tidak mengirim Yesus untuk menghakimi atau menghukum umat manusia atas dosa-dosa mereka. Sebaliknya, tujuan utama kedatangan Yesus adalah untuk menyelamatkan kita dari dosa dan kematian.

Kasih ini menunjukkan bahwa Allah menginginkan keselamatan kita lebih dari apa pun. Ia melihat lebih dari kesalahan dan dosa kita; Ia melihat potensi dan kesempatan baru bagi setiap jiwa untuk dipulihkan dan memperoleh hidup yang kekal.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku menyadari kasih Allah yang begitu besar kepadaku?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here