Ketuklah Pintu Akan Dibuka Bagimu

0
688 views
Ilustrasi: Ajarilah Kami Sabar Menapaki Hari-hari Kami. (Romo Mudji Sutrisno SJ)

Kamis, 25 Februari 2021

Bacaan I: Est 4:10a,10c-12,17-19
Injil: Mat 7:7-12

“SELAMAT, pak dan ibu atas kelahiran putera pertama,” kataku dengan senang hati.

“Terimakasih, setelah menunggu hampir dua belas tahun, kami dikaruniai buah hati, seorang putera,” kata bapak dengan penuh syukur.

“Semua penantian panjang yang tidak mudah, dengan desakan dari orangtua dan mertua, akhirnya Tuhan sendiri yang menjawab untuk mereka,” kata ibu itu.

“Pernah mamaku minta supaya kami bercerai, karena sudah sepuluh tahun pernikahan tidak ada tanda-tanda punya keturunan. Waktu itu dan sampai kapan pun kami jawab tidak. Kami ini melangsungkan pernikahan secara katolik,” kata bapak itu.

“Kami awalnya berdoa terus dengan fokus mendapat keturunan, tapi lama kelamaan kami tidak lagi fokus akan hal itu. Kami syukuri anugerah cinta yang pasang surut kami jalani, dan semuanya kami serahkan pada kemurahan Tuhan,” kata ibu itu yang diamini suaminya.

“Sampai isteri saya mengandung, bulan ketiga baru kami tahu, karena dia juga ragu ketika terlambat datang bulan, mau memberi tahu saya, takut kalau bukan hamil,” kata bapak itu sambil tersenyum.

“Tuhan sungguh luar biasa, Dia memberikan apa yang kami minta. Dia mengajari kami bersabar dan senantiasa bersandar pada-Nya,” kata bapak itu.

Hari ini kita baca dalam bacaan Injil, “Mintalah, maka kamu akan diberi; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta akan menerima, setiap orang yang mencari akan mendapat, dan setiap orang yang mengetuk, baginya pintu akan dibukakan.”

Ada kebutuhan hidup yang kadang kita rasakan paling mendesak, hingga kita siang malam berusaha memenuhinya. Dalam doa, tak henti-hentinya kita mohon pada Tuhan, bahkan kita setengah memaksa Tuhan dan menuntut Tuhan untuk memenuhi kebutuhan kita itu.

Bagi orang yang beriman meletakkan harapan di tangan Tuhan adalah sebuah disposisi batin yang utama.

Dia tidak tinggal diam tetapi dalam iman tekun berdoa, meminta, mencari, mengetuk pintu anugerah Tuhan. Dan dengan sabar memberi kebebasan pada Tuhan kapan doa itu dikabulkan.

Apakah hidup doa kita telah mencerminkan iman kepercayaan kita pada Tuhan?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here