Korban Banjir Malaka Mengeluh Kurang Air Bersih

0
104 views

Imbas dari bencana banjir bandang yang melanda wilayah Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur, menyebabkan air sumur warga keruh dan berbau. Akibatnya warga kekurangan pasokan air.

Yasintus Manek, salah satu warga saat ditemui di rumah kediamannya Wederok, Paroki Betun, (Jumat, 9/4/2021) mengeluhkan air sumur dekat rumahnya tidak bisa digunakan. Sementara air yang disiapkan pemerintah tidak mencukupi.

“Sekarang memang kami kesulitan air bersih. Sumur gali kami tidak bisa dipakai karena airnya kotor dan berbau. Untuk makan dan minum memang kami sangat kesulitan,” ucapnya.

Kondisi rumah warga porak poranda. Foto-foto : Rm Ino Nahak Berek Pr/Sesawi.Net

Berdasar laporan warga, air yang masuk ke rumah warga pada waktu banjir pertama datang mencapai pinggang orang dewasa, nyaris satu meter. Ini berarti air tidak hanya menggenangi rumah dan sekelilingnya melainkan juga masuk ke sumur baik dari mulut sumur maupun dari dalam tanah.

Tak hanya air sumur yang kena imbas, seluruh barang milik warga juga kotor, porak poranda dan banyak yang lenyap tersapu banjir. Yasintus menyebutkan, pakaian anaknya dan dirinya semuanya hilang. Sofa dan perangkat rumah tangga lain tak berbekas. Semua musnah ditelan arus banjir.

“Setelah pulang dari tempat pengungsian kami mulai dari nol karena perabot di dalam rumah terbawa arus sungai,” katanya penuh iba.

Selain lumpur yang membungkus rata setiap barang dan tanah, juga tumpukan-tumpulan kayu yang terbawa arus air menumpuk dan berserakan di mana-mana. Warga yang pulang dari tempat pengungsian saat ini sibuk membersihkan bagian dalam rumah dan menjemur perabot rumah tangga yang terkena banjir.

Salah satu korban lain yang juga ibu rumah tangga, Petronela Luruk Klau juga mengeluhkan hal yang sama. Meski begitu dia bahagia karena banyak orang menaruh perhatian bagi korban banjir termasuk dirinya.

“Inilah beban hidup yang kami pikul dan memang sangat berat. Setelah kami pulang dan masuk ke dalam rumah ini kami harus mulai dari nol. Tapi saya senang karena banyak orang peduli dengan kami yang sekarang lagi menderita ini,” katanya.

Banyak pengungsi masih bertahan di tempat penginapan karena rumah yang ditinggalkan banyak yang rusak di sana-sini, masih harus dibersihkan dan ini butuh waktu yang lama.

Untuk mengurangi beban para korban banjir, sejauh ini Komsos Keuskupan Atambua menerima sumbangan, salah satunya dari Dandin Belu, simpatisan Komunitas Sahabat Mgr Gabriel Manek (SMGM) Atambua dan bantuan dari berbagai tempat lain.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here