Laporan dari Roma: Mau dan Berani Berubah, Syukuran IRRIKA di Awal 2018

0
1,873 views
Para pastor bersama Dubes RI untuk Vatikan di akhir misa.

LEBIH dari 300 WNI yang tinggal di Italia memenuhi kapel Generalat SCJ di Roma, Minggu (14/1/2018). Paguyuban para rohaniwan/wati, IRRIKA-Italia, mengadakan perayaan syukur Natal dan Tahun Baru.

IRRIKA adalah Ikatan Rohaniawan-Rohaniwati Indonesia di Kota Abadi.

Selain para pastor, suster, bruder, dan frater, hadir pula beberapa umat WNI beserta keluarga pemerhati IRRIKA. Tampak hadir Duta Besar RI untuk Tahta Suci Vatikan Bapak Antonius Agus Sriyono dan Duta Besar RI untuk Italia Ibu Esti Andayani, beserta para staf KBRI.

Sebelumnya, KBRI untuk Tahta Suci Vatikan mengadakan open house Natal pada Kamis (28/12/2017). Banyak pastor tidak bisa hadir saat itu karena masih berada di tempat asistensi Natal. “Karena kesibukan pelayanan para pastor yang membantu asistensi Natal dan Tahun Baru di beberapa paroki di Roma dan luar Roma, IRRIKA baru bisa mengadakan perayaan pada hari ini”, tegas Pastor Leo Mali Pr, Ketua IRRIKA. 

Kapel Generalat SCJ dipenuhi umat (Anton Baur)

Perayaan syukur diawali dengan misa kudus yang dipimpin Pastor Laurentius Tarpin OSC yang kini menjadi pemimpin umum Ordo Salib Suci (Magister General). Ada sepuluh pastor ikut menjadi konselebran.

Misa dimeriahkan dengan koor para rohaniwan/wati dan iringan musik para frater dari Collegio Urbano (Fr. Novrin, Fr. Deddy, Fr. Petrik, Fr. Kostka, dan Fr. Guntur). Sebelum misa ada paraliturgi berupa tari Likurai dari Timor (Belu-Malaka, Timor) yang dibawakan para suster Hamba-Hamba Hati Kudus Yesus Berdukacita (Komunitas Suster Tiburtina).

Tari Likurai dari para suster dan imam asal Timor – NTT (Romo Palma)
Tari-tarian paraliaturgi sebelum misa. (Romo Palma)

Jembatan kasih

Pastor Tarpin mengungkapkan pentingnya para pengikut Kristus mengembangkan semangat dialog dan menjadi jembatan kasih, agar tercipta damai sejahtera pada zaman sekarang ini. 

“Konflik bisa terjadi di berbagai tempat. Bisa di keluarga dan di komunitas para biarawan/wati. Kehadiran Yesus ke dunia ini membawa damai sejahtera. Kita harus terus membangun dialog dan menjadi jembatan kasih di tengah masyarakat dalam hidup sehari-hari”, tegas doktor teologi moral lulusan Roma ini di awal misa. 

Sementara itu, Pastor YB Isdaryanto SVD, dalam homilinya menekankan kemauan dan keberanian untuk berubah.

“Kelahiran Yesus akan bermakna,  jika kita sebagai pengikut-Nya mau dan berani berubah. Tidak cukup hanya mau. Tetapi harus berani berubah menjadi lebih baik pada tahun yang baru ini,” ajak Wakil Rektor Collegio San Pietro Roma yang berasal dari Delanggu, Klaten. 

Para frater Indonesia dari Collegio Urbano (Romo Y. Gunawan Pr)

Lebih lanjut, Pastor Isdaryanto –alumnus Seminari Mertoyudan tahun masuk 1977–  mengajak untuk mengembangkan sikap mau mendengarkan dan menerima perbedaan sekaligus masukan dari orang lain.

Konflik biasanya terjadi karena satu sama lain tidak mau mendengarkan. Kerendahan hati menjadi hal yang penting. 

Apa yang membuat adanya tahun baru? “Bunda Maria”, tegas Pastor Isdaryanto.

 

Dubes Esti sedang memberikan pekik semangat (Gunawan)

Setiap 1 Januari, lanjutnya, Gereja merayakan Hari Raya Santa Perawan Maria sebagai Bunda Allah. Kemauan dan keberanian Bunda Maria menjawab panggilan Allah menjadi ibu Yesus Al-masih itulah yang membuat hidup manusia menjadi baru. Manusia diselamatkan dari dosa berkat karya penyelamatan Allah dalam diri Yesus. Sang Firman telah menjadi manusia dan tinggal di tengah-tengah manusia. 

Duta besar RI untuk Vatikan Antonius Agus Sriyono, dalam sambutannya, mengajak para rohaniwan-rohaniwati untuk juga membangun dialog dan kerjasama dengan umat beragama lain di Roma dan di tanahair. “Saya mengajak para rohaniwan-rohaniwati untuk bersikap inklusif, jangan eksklusif”, ajaknya.

Aneka menu masakan khas Indonesia tersaji di sini (Gunawan)

 

Bernyanyi dan menari menahan hawa dingin di musim dingin di Roma.

Saling berbagi

Seusai misa, diadakan perayaan persaudaraan di kebun Generalat SCJ yang sangat luas. Para hadirin menyanyikan lagu Indonesia Pusaka. Kedua duta besar juga berkenan memberikan satu pekik penyemangat untuk anggota IRRIKA.

Sebelum santap siang, Pastor Gunawan Pr diminta panitia memimpin doa makan. Ada aneka macam menu santap siang ala Indonesia yang dibawa oleh beberapa komunitas biara, komunitas collegio, keluarga dan para pemerhati IRRIKA. Ada bakso, bakwan, krupuk, ayam goreng, bakmi, aneka sayur, aneka sambel, dsb.  

Perayaan sukacita awal tahun ini semakin meriah karena banyak hadirin yang menyumbangkan lagu, karaoke, dan beberapa tarian pesta yang melibatkan banyak orang untuk ikut menari dalam kebersamaan. Bahkan ada kelompok Ekumenis Roma ikut menyumbangkan lagu rohani.

Kelompok ekumenis Roma menyumbangkan lagu (Romo Gunawan)

Kredit Foto: Romo Palma, Romo Anton Baur, dan Romo Gunawan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here