Lectio Divina 07.09.2020 – Baik atau Jahat?

0
330 views
Ilustrasi - Mau berbuat baik atau jahat? (Ist)

Senin (H)

  • 1Kor.5:1-8
  • Mzm 5:5-7.12
  • Luk 6:6-11

Lectio

6 Pada suatu hari Sabat lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya. 7 Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, supaya mereka dapat alasan untuk mempersalahkan Dia. 8 Tetapi Ia mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada orang yang mati tangannya itu: “Bangunlah dan berdirilah di tengah.” Maka bangunlah orang itu dan berdiri.

9 Lalu Yesus berkata kepada mereka: “Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?” 10 Sesudah itu Ia memandang keliling kepada mereka semua, lalu berkata kepada orang sakit itu: “Ulurkanlah tanganmu.”

Orang itu berbuat demikian dan sembuhlah tangannya. 11  Maka meluaplah amarah mereka, lalu mereka berunding, apakah yang akan mereka lakukan terhadap Yesus.

Meditatio-Exegese  

Pada suatu hari Sabat lain

Santo Lukas menghubungkan peristiwa yang dikisahkan pada Luk. 6:1-5 secara kronologis; di samping, menghubungkan tema yang tekandung pada bab 4-5. Pada perikop ini titik perhatian terletak pada kuasa Yesus dalam menafsirkan Kitab Suci dan Hukum (bdk. Luk. 4:21), dan kuasa serta kewenanganNya dalam tugas pelayanan.

Kisah penyembuhan dan pengusiran setan di Sinagoga Kapernaum (Luk. 4:31-37) sangat mirip dengan perikop yang disajikan hari ini (Luk. 6:6-11). Yesus menyembuhkan pada hari Sabat tanpa penentangan. Kabar tentang Dia menyebar ke penjuru angin di daerah itu. Benih permusuhan dari pihak pembenci makin tumbuh.

Pada saat ini, penentangan dari ahli Kitab dan kaum Farisi makin meningkat, karena mereka mulai secara resmi melakukan tuduhan melawan Yesus (Luk 6:7) dan secara publik menolak kuasa ilahi yang dimilikiNya (Luk. 6:5.11). 

Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat

Apa yang dikehendaki Allah ketika Ia menetapkan perintah untuk menguduskan hari Sabat (Kel. 20:8; Ul. 5:12)? Ahli Taurat dan kaum Farisi hendak mempersalahkan Yesus atas tududuhan pelanggaran hukum agama. Tetapi Yesus tahu jalan pikiran mereka.

Maka, Ia bertanya pada mereka (Luk 6:9), “Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?”, Interrogo vos, si licet sabbato bene facere an male; animam salvam facere an perdere?

Dengan bertanya, Yesus hendak mengajak mereka untuk menimbang kembali makna asali perintah Sabat : membaharui kesetiaan kepada Allah. Pembaharuan dilaksanakan dengan melakukan kebaikan.

Santo Ambrosius, Uskup Milan (337-397), mengajari: “Kamu mendengar sabda Tuhan, Ulurkanlah tanganmu.”

Inilah obat yang sangat umum dan ada di mana-mana. Kamu yang mengira memiliki tangan yang sehat, hati-hatilah karena tanganmu lumpuh oleh kerakusan dan melawan kekudusan.

Rentangkan tanganmu sesering mungkin. Rentangkan untuk kaum miskin yang meminta padamu. Rentangkan untuk membatu sesamamu, melindungi janda dan menghalau bahaya dari tindakan ang tidak terpuji.

Ulurkan tanganmu pada Allah karena dosa-dosamu. Ulurkan tanganmu ke depan; maka sembuh. Tangan Yerobeam kejang ketika ia mempersembahkan korban untuk berhala; dan menjadi lumpuh ketika ia menentang Allah (1Raj. 13:4-6)” (dikutip dari Exposition Of The Gospel Of Luke 5.40).

Mengapa orang Kristen merayakan hari Minggu sebagai Hari Tuhan untuk mengenangkan karya agung Allah: penebusan dalam diri Yesus Kristus dan karya penciptaan baru yang terlaksana melalui wafat dan kebangkitan Kristus (2Kor. 5:17). 

Jika kita mengasihi Allah lebih dari segala sesuatu, kasih kita akan mengalir pada sesama juga. Santo Augustinus, Uskup dari Hippo (354-430), berkata, “Karya amal kasih menuntut waktu luang yang kudus; kewajiban melakukan amal kasih menuntut karya yang benar”.

Bagaimana kita menguduskan hari Minggu bagi Tuhan?

Pertama, dengan menghindari pekerjaan yang tidak perlu dan kegiatan yang menghambat penghormatan pada Allah. Kita dapat melaksanakan karya amal kasih, seperti merawat orang sakit, cacat, dan yang membutuhkan pertolongan. Dan kita dapat pula melakukan kegiatan untuk membuat jiwa dan badan segar kembali. Inilah hari yang penuh suka cita bagi semua (Neh. 8:10-13).  

Katekese

Yesus menyembuhkan untuk mengajarkan belas kasih pada kaum Farisi. Santo Cyrilus dari Alexandria, 376-444  

“Mukjizat kadang mempertobatkan mereka yang tidak percaya akan sabda Allah. Namun, kaum Farisi mengawasi-Nya untuk memastikan apakah Yesus menyembuhkan pada hari Sabat. Sifat orang yang iri hati adalah bahwa pujian dari orang lain seolah seperti air garam yang disiramkan pada luka-lukanya sendiri dan ia menjadi gila ketika orang lain dipuji karena nama baik.

Sekali lagi Tuhan bersabda tentang hal ini, “Dialah yang menyingkapkan hal-hal yang tidak terduga dan yang tersembunyi, Dia tahu apa yang ada di dalam gelap, dan terang ada pada-Nya.” (Dan 2:22). Mengapa Ia mengucapkan sabda ini?

Barangkali, sabda-Nya akan mengubah hati kaum Farisi yang kejam dan tak berbelas kasih menjadi hati yang berbelas kasih. Penyakit yang diderita orang itu, tangan kanannya yang mati, barangkali mempermalukan mereka dan mendorong mereka untuk memadamkan api iri hati yang berkobar di hati.

Pertanyaan ini tentu sangat bijak bijaksana dan menjadi pernyataan yang paling tepat untuk mengatasi kebodohan mereka.

Jika diizinkan melakukan kebaikan pada hari Sabat dan tak ada yang menghalangi orang sakit untuk menerima belas kasih dari Allah, berhentilah mencari-cari kesempatan untuk menemukan kesalahan dan melawan Kristus; dan tundukkanlah kepalamu untuk menerima hukuman yang ditentukan Allah terhadap mereka yang merendahkan AnakNya.

Kamu telah mendengar Bapa saat Ia bersabda tentang Putera-Nya melalui suara Daud, “Aku akan menghancurkan lawannya dari hadapannya, dan orang-orang yang membencinya akan Kubunuh.” (Mzm 89:23).

Namun, jika tidak diperbolehkan melakukan perbuatan baik pada hari Sabat dan hukum melarang penyelamatan atas hidup, kamu telah menjadikan dirimu sendiri pelanggar hukum” (dikutip dari Commentary On Luke, Homily 23).

Oratio-Missio

  • Tuhan, ubahlah hatiku agar aku mengasihi-Mu. Semoga aku mampu selalu melayani sesama demi kebaikannya dan mengusahakan hiburan yang sehat saat merayakan Hari Minggu sebagai Hari Tuhan. Amin. 
  • Apa yang perlu aku lakukan untuk menunjukkan atau membaharui kesetiaanku pada Allah?

Ait autem ad illos Iesus,Interrogo vos si licet sabbato bene facere an male; animam salvam facere an perdere?” – Lucam 6: 9

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here