Lectio Divina 22.09.2021 – Daya dan Kuasa Mengusir Setan dari-Nya

0
329 views
Ilustrasi: Yesus mengutus para rasul mewartakan Kerajaan Allah by Vatican News

Rabu. Pekan Biasa XXV (H)

  • Ezr. 9:5-9
  • Mzm.Tob. 13:20.4.6-8
  • Luk. 9:1-6

Lectio

1 Maka Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit. 2  Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang,

3 kata-Nya kepada mereka: “Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju. 4 Dan apabila kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari situ.

5 Dan kalau ada orang yang tidak mau menerima kamu, keluarlah dari kota mereka dan kebaskanlah debunya dari kakimu sebagai peringatan terhadap mereka.” 6 Lalu pergilah mereka dan mereka mengelilingi segala desa sambil memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit di segala tempat.  

Meditatio-Exegese

Yesus memanggil kedua belas murid-Nya

Selama berkarya di Galilea Yesus mewartakan kedatangan Kerajaan Allah; mengajar dan menafsirkan Kitab Suci; menyembuhkan pelbagai penyakit; mengampuni dosa; mentahirkan orang yang dianggap najis; mengusir setan; menguasai keganasan alam; dan membangkitkan orang mati.

Seluruh karya-Nya merupakan tanda bahwa saat keselamatan telah tiba. Dalam diri Yesus keselamatan yang datang dari Allah dipenuhi. Nama yang disandangNya sudah bermakna: Allah menyelamatkan, Yahushua dalam  bahasa Ibrani.

Yesus menghendaki karyaNya tidak terputus. Ia mempersiapkan para rasul ambil bagian dalam tugas perutusan-Nya secara lebih intensif. Maka Ia memanggil para rasul, memberi tenaga dan kuasa untuk menguasai setan, menyembuhkan penyakit dan mewartakan Kerajaan Allah.

Dalam catatan Santo Matius Yesus memberi mereka kuasa untuk membangkitkan orang mati dan mentahirkan mereka yang dianggap najis, tetapi mereka diutus hanya terbatas pada ‘domba yang hilang dari kawanan Israel’, bukan bangsa lain (bdk. Mat. 10:5-8).

Yesus belum memberi mereka kuasa untuk menguasai kekuatan alam, mengajar dan menafsirkan Kitab Suci dan mengampuni dosa. Kuasa ini diberikan pada para rasul setelah kebangkitan-Nya.

Pada saat itu mereka diajar untuk memahami bahwa Ia telah memenuhi seluruh Hukum Tuhan dan nubuat para nabi. Pada saat itu, mereka dihembusi kuasa Roh Kudus untuk membimbing mereka dan, sebagai pelayan Kerajaan-Nya, diberi kuasa untuk mengampuni dosa (Yoh. 20:22-23). 

Dan pencurahan Roh Kudus mereka terima pada peristiwa Pentakosta (Kis. 2:1-4). Seluruh kuasa itu kemudian diteruskan dan, tak kunjung putus, diwariskan kepada para pengganti mereka.

Gereja mengajar: “Sembuhkanlah orang sakit” (Mat. 10:8). Gereja menerima tugas ini dari Tuhan dan berusaha melaksanakannya, dengan merawat orang sakit dan menyertainya dengan doa syafaatnya. Ia percaya akan kehadiran yang menghidupkan dari Kristus, Penyembuh penyakit jiwa dan badan.

Kehadiran ini bekerja terutama melalui Sakramen-sakramen, dan sangat khusus melalui Ekaristi, roti yang memberi hidup abadi (bdk. Yoh. 6:54.58). Santo Paulus menunjukkan bahwa Ekaristi mempunyai hubungan juga dengan kesehatan badan (bdk. 1Kor. 11:30)”  (dikutip dari Katekismus Gereja Katolik, 1509).

Para murid diutus untuk menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan (Luk. 9:1; 10:9; Mat. 10:8). Dengan cara ini mereka bertindak sebagai pembela, goêl, bagi mereka yang disingkirkan dan memulihkan serta mengembalikan yang disingkirkan kembali ke dalam keluarga dan komunitas.

Melalui tindakan untuk merengkuh yang disingkirkan, para murid mengecam cara hidup yang yang memecah belah dan memilah-milah. Dan saat mereka mengusir setan, itulah tanda kedatangan Kerajaan Allah  (Luk. 11:20).

Jangan membawa…

Komunitas yang menyebarkan pembaharuan tata hidup yang diyakini sesuai kehendak Allah tidak hanya komunitas yang didirikan Yesus; komunitas lain, misalnya: Eseni, Farisi, Zelot. Kelompok-kelompok itu menyiapkan dan mendidik anggota untuk menjadi misionaris (bdk. Mat. 23:15).

Saat mereka melaksanakan tugas perutusan, para anggota dinasihati untuk: membawa tongkat, kantong untuk membawa bekal bahan makanan. Mereka tidak percaya bahwa makanan yang berasal dari luar kelompok merupakan makanan yang halal.  

Tetapi, para utusan Yesus dituntut untuk percaya pada kemurahan hati. Mereka yang tidak membawa apa-apa percaya pada orang lain dan yakin mereka diterima. Dengan cara ini, para utusan Yesus selalu membuka diri pada siapa pun juga, tanpa membedakan pelbagai sekat ciptaan manusia.

Para utusan juga diminta untuk ambil bagian dalam hidup keseharian mereka yang menerima dengan tulus. Ambil bagian dalam hidup sehari-hari di antara warga komunitas menjadi tanda bahwa mereka percaya pada solidaritas, saling memberi dan membantu satu dengan yang lain. Itulah upah yang mereka terima, karena pekerja layak mendapat upahnya (Luk. 10:7).

Tetapi, Santo Paulus lebih suka membiaya diri sendiri dengan pekerjaannya dan mewartakan Injil tanpa upah.

Rasul agung itu menulis, “Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil.” (1Kor. 9:18). 

Solidaritas di antara anggota komunitas memungkinkan dipenuhinya seluruh tugas perutusan yang diterima dari Yesus Kristus, Tuhan kita.

Katekese

Yesus memberi para rasul tenaga dan kuasa. Santo Cyrilus dari Alexandria, 376-444 :

“Rahmat yang dianugerahkan kepada para rasul-Nya yang kudus layak untuk dikagumi. Tetapi kemurahan hati Sang Pemberi mengatasi seluruh pujian dan kekaguman. Seperti saya katakan, Ia menganugerahkan kemuliaan-Nya sendiri pada mereka.

Mereka menerima kuasa atas roh-roh jahat. Mereka menghancurkan kesembongan setan yang begitu pongah dan congkak. Mereka menghancurkan kejahatan setan yang terkutuk.

Melalui daya dan kuasa Roh Kudus, yang membara dalam hati mereka, para rasul membuat setan yang merasuki orang keluar dengan erangan dan tangisan … maka, Ia memuliakan para murid-Nya dengan menganugerahkan pada mereka kuasa dan daya atas roh jahat dan penyakit.

Apakah Ia menghormati mereka tanpa alasan dan membuat mereka ternama tanpa sebab yang masuk akal? Bagaimana hal ini dapat dibenarkan?

Penting, bahkan sangat penting para rasul mampu membuat mukjizat, setelah mereka diketahui umum ditunjuk sebagai pelayan untuk mewartakan Kabar Gembira. Melalui karya mereka, mereka kemudian dapat meyakinkan manusia bahwa mereka adalah pelayan-pelayan Allah, dan perantara dari semua yang ada di bawah langit.

Para rasul kemudian dapat mengundang mereka untuk mendamaikan dan dibenarkan karena iman dan menghantar pada jalan keselamatan dan hidup yang dibenarkan Allah” (dikutip dari Commentary On Luke, Homily 47)

Oratio-Missio

Tuhan, jadikanlah aku saluran rahmat-Mu, agar sesamaku menemukan hidup dan kemerdekaan dalam diri-Mu. Bebaskan aku dari keterikatan yang membelengguku, agar akamu mampu melaksanakan tugas dari-Mu. Semoga aku menjadi saksi-Mu melalui perkataan dan perbuatanku. Amin.

  • Apa yang perlu kulakukan bila tugas perutusanku ditolak?

et misit illos praedicare regnum Dei et sanare infirmos – Lucam 9:2

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here