Lectio Divina 23.07.2021 – Mendengarkan Firman dan Menghasilkan Buah

0
302 views
Ilustrasi: Benih jatuh di pinggir jalan, tempat berbatu, semak duri dan tanah yang baik by dwellingintheword

Jumat. Pekan Biasa XVI (H)

  • Kel. 20: 1-17.
  • Mzm. 19: 8-11.
  • Mat. 13: 18-23.

Lectio

18 “Oleh karena itu, dengarkanlah arti perumpamaan tentang penabur. 19 Ketika orang mendengar firman Kerajaan dan tidak memahaminya, si jahat datang dan merampas apa yang telah tertabur dalam hati orang itu. Inilah orang yang benihnya tertabur di pinggir jalan.

20 Adapun yang tertabur di tempat-tempat yang berbatu, inilah orang yang mendengarkan firman dan langsung menerimanya dengan sukacita, 21 tetapi ia tidak mempunyai akar dalam dirinya dan bertahan sebentar saja. Dan, ketika penindasan atau penganiayaan terjadi karena firman itu, ia langsung terjatuh.

22 Benih yang jatuh di tengah semak-semak duri adalah orang yang mendengar firman itu, kemudian kekhawatiran dunia dan tipu daya kekayaan mendesak firman itu sehingga tidak berbuah.

23  Namun, orang yang benihnya tertabur di tanah yang baik, inilah orang yang mendengarkan firman itu dan memahaminya. Dialah yang benar-benar berbuah dan menghasilkan, ada yang seratus kali lipat, beberapa enam puluh, dan beberapa tiga puluh.”

Meditatio-Exegese

Firman Kerajaan

Enam kali  Yesus menggunakan ungkapan ‘firman’ dalam perikop ini. Dalam Latin Vulgata diungkapkan dengan kata verbum regni, firman kerajaan. Nampaknya jumlah simbolik ini bermakna bahwa ‘firman’ diperuntukkan bagi manusia.

Manusia diciptakan pada hari keenam (bdk. Kej 1:26-18). Sedangkan ‘firman’  mengacu pada pesan keselamatan, Kabar Sukacita, Injil, yang akan diwujud nyatakan dalam Kerajaan Allah. 

Pada awalnya, Santo Matius menggunakan istilah firman Kerajaan (Mat 13:19), yang bermakna pesan keselamatan, Kabar Sukacita, Injil. Ungkapan kemudian digunakan bentuk yang lebih singkat dengan makna sama ‘firman yang ditemukan pada Mat. 13:20, 21, 22 (dua kali) dan 23.

Inilah orang yang mendengarkan firman itu dan memahaminya

Yesus selalu membimbing para murid di jalan yang benar untuk memahami perumpamaan-Nya. Di masa depan, Gereja berperan membantu dalam memahami Firman-Nya.

Saat menjelaskan makna perumpamaan itu, pasangan kata audire dan intelligere, mendengarkan dan memahami digunakan dalam Mat 13:23, “Orang yang benihnya tertabur di tanah yang baik, inilah orang yang mendengarkan firman itu dan memahaminya”.

Dengan cara ini dapat dibedakan: murid yang setiap hari mendengarkan dan memahami firman-Nya, pasti berbeda dengan: orang banyak, yang hanya kadang-kadang mendengarkan suara-Nya.

Firman-Nya dapat berakar, tumbuh dan menghasil banyak buah hanya di hati yang dengan suka hati menyambut-Nya. Dalam diri pribadi yang menyambut firman-Nya, Yesus memberi kepastian tentang panen. Firman-Nya pasti menghasilkan buah.

Sementara beberapa benih yang yang jatuh di tepi jalan. Yang lain di tempat berbatu dengan sedikit tanah. Yang lain lagi mati karena tercekik semak berduri. Benih-benih itu tidak tumbuh hingga dewasa dan menghasilkan buah.

Sedangkan benih yang jatuh di hati orang yang mendengarkan dan memahami firman-Nya pasti berbuah. Namun, ternyata, Yesus menuntut buah yang dihasilkan minimal sama dengan rata-rata, kalau bisa lebih dari sekedar rerata.

Dalam tradisi hidup rohani dikenal spiritualitas semper magis, selalu menghasilkan yang lebih banyak demi Sang Penabur.

Katekese

Sabda Allah seperti benih yang baik yang ditaburkan dalam hati. Santo Hieronimus,347-420:

Orang yang benihnya tertabur di tanah yang baik, inilah orang yang mendengarkan firman itu dan memahaminya dan menghasilkan buah. Bahkan karena jatuh di tanah yang jelek yang terdiri atas tiga keadaan yang berbeda (di tepi jalan, di atas tanah berbatu dan di antara semak duri).

Demikian juga di tanah yang baik terdapat tiga macam perbedaan: buah sebanyak seratus kali lipat, enam puluh kali lipat dan tiga puluh kali lipat. Keduanya dalam satu dan lain cara terdapat perubahan yang terjadi dalam kehendak, tidak dalam kodrat.

Dalam keduanya, yang tidak percaya dan yang percaya, terdapat perbedaan dalam hati yang menerima benih. “Si jahat datang,” sabda-Nya, “dan merampas apa yang telah tertabur dalam hati orang itu”. 

Dalam kisah kedua dan ketiga, Ia bersabda, “Inilah orang yang mendengarkan firman”. Dalam penjelasan tentang tanah yang baik, orang itu adalah ia yang mendengarkan sabda.

Pertama kita harus mendengarkan, kemudian memahami. Setelah memahami, kita harus menghasilkan buah dari ajaran yang baik dan memetik hasil panen baik seratus kali lipat, enam puluh kali atau tiga puluh kali” (dikutip dari Commentary On Matthew 2.13.23 ).

Oratio-Missio

Tuhan, jadikanlah hatiku tanah yang subur untuk benih sabda-Mu. Bukalah mata dan telinga hatiku untuk memahami kehendak-Mu dan melaksanakannya dalam hidupku. Amin.

  • Apa yang perlu aku lakukan untuk menghasilkan panen iman sebanyak seratus kali lipat, enam puluh atau tiga puluh? 

Qui vero in terra bona seminatus est, hic est, qui audit verbum et intellegit et fructum affert et facit aliud quidem centum, aliud autem sexaginta, porro aliud triginta – Matthaeum 13:23

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here