Tahun A-2. Minggu Prapaskah II
Kamis, 12 Maret 2020.
Bacaan: Yer 17:5-10; Mzm 1:1-2.3.4.6; Luk 16:19-31.
Renungan:
MELALUI perumpaan Lazaraus dan Orang Kaya, kita dapat menangkap satu pelajaran berharga tentang dosa (sampai hati) menutup mata terhadap penderitaan orang lain. Tidak ada salahnya orang itu kaya, berpakaian bagus, tiap hari bersukaria dalam kemewahan karena itu adalah tanda berkat Tuhan; tetapi kalau sampai ia menutup hati dari belaskasih maka hidupnya tidak berkenan di hadapan Allah dan Allah juga tidak akan mengulurkan belaskasih kepada mereka. Orang miskin seperti Lazarus hanya membutuhkan makanan karena ia lapar dan pemulihan kesehatannya; tidak lebih dari itu.
Masa prapaskah menjadi kesempatan bagi kita untuk membiarkan hati kita disentuh oleh penderitaan orang lain. Maka tidak cukup, kita memberikan dana Aksi Puasa Pembangunan, kalau kita tidak menyentuh penderitaan orang-orang yang ada di kanan kiri kita; kalau kita tidak berhenti menggunakan kemiskinan mereka untuk kepentingan dan keuntungan pribadi.
Dalam situasi sekarang, apakah kita menjadikan rumah dan tempat kita sebagai tempat penampungan sementara bagi saudara-saudara kita yang terkena korban bencana? Apakah kita yg dapat menyekolahkan anak ke luar dan makan di restoran dengan harga tinggi, masih dapat menutup mata terhadap tetangga kita yang anaknya tidak mampu sekolah dan makan hanya satu hari sekali? Apakah kita yang mempunyai mobil dan waktu, tega untuk membiarkan tetangga kita sakit dan tidak dapat pergi ke dokter? Apakah kita yang punyai waktu, dana dan tempat, tidak mau keluar mengajari anak-anak tetangga kita yang tidak mampu? Yang kita lakukan adalah pergi ke luar atau setidaknya menengok sebentar apa yang terjadi di luar pagar rumah kita. Penderitaan orang mengajar kita nilai hidup. Kita tidak perlu mengistimewakan mereka supaya bisa merasakan seperti yang kita rasakan; kita cukup memberikan apa yang mereka perlukan bagi hidup mereka. Kita juga tidak akan mampu menjawab semua penderitaan orang; pada suatu saat kita hanya akan mampu ada bersamanya, menemaninya dan itu sudah cukup.
Kontemplasi:
Gambarkanlah kisah mengenai Lazarus dan Orang Kaya.
Refleksi:
Apakah aku membuka hatiku dan membiarkan diriku disentuh oleh penderitaan orang lain?
Doa:
Ya Bapa, di dalam masa prapaskah ini, hati kami tergerak oleh belaskasihan dan tangan kami terulur untuk bersentuhan dengan penderitaan saudara-saudari kami.
Perutusan:
Tengkoklah dan biarkanlah hati anda tersentuh oleh hidup mereka. Ulurkanlah kepada mereka walaupun apa yang anda berikan itu tidak cukup.
(Morist-MSF)
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)