Lentera Keluarga – Keadilan Allah

0
360 views

Tahun A-2. Minggu Prapaskah 1
Jumat,  6 Maret 2020.
Bacaan:  Yeh 18:21-28; Mzm 130:1-2.3-4ab.4c-6.7-8; Mat 5:20-26.

Renungan:

FIRMAN Allah kepada Yeremia jelas dan tegas menunjukkan keadilan Allah yang tidak menghitung dosa tetapi “relasi”.  Dua kebenaran yang Allah berikan. Pertama kuasa pengampunan Allah “jika orang berdosa bertobat maka dosanya tidak akan diingat dan ia akan hidup”. Yang kedua adalah keadilan Allah tidak menimbang jasa dan dosa, tetapi kehidupan sekarang, “ jikalau orang benar berbalik dari kebenaran , segala kebenaranya tidak akan diingat-ingatm dan ia akan mati.  Keselamatan adalah relasi kasih dengan Allah yang dijaga dan dirawat sehar-hati, bukan akumulasi dan jasa dan dosa yang diperbuat selama hidup. 

Dalam hidup kepasutrian, jika relasi kita dengan pasangan baik, akrab dan penuh kasih, maka segala kesalahan masa lalu pribadi masing-masing tidak ada lagi artinya. Tetapi jika relasi kita dengan pasangan buruk, diwarnai dengan dosa, maka segala kebaikan dan jasa yang telah dibuat di masa lalu itu juga tidak ada artinya, bahkan mungkin dilihat buruk. Maka yang dibangun pertama kali adalah relasi akrab dan cinta. Cinta tidak mengenal akumulasi jasa dan kesalahan; Cinta itu relasi sekarang dan di sini. Seberapa besar dan pengorbanan yang kita berikan kepada pasangan tidak ada artinya kalau kasih tidak kita bangun. 

Kitapun sebagai imam dan religius dipanggil untuk membangun relasi dengan akrab dengan Allah. Kelemahan kita sebagai gembala dan dalam menghayati tri prasetya kita jangan menjadi penghalang bagi kita untuk hidup akrab dengan Allah.  Walaupun mungkin kelamatan dan kejatuhan kita itu diingat oleh rekan maupun umat, tetapi ketika kita bertobat dan membangun kembali relasi dengan Allah, Ia  tidak pernah mengingat dosa dan kelemahan kita. Di hadapanNya, kita juga tidak perlu merasa hebat dan berjasa banyak untuk Allah, Gereja maupun tarekat. Rasa unggul diri dan merasa banyak berjasa justru membuat kita lupa akan kelemahan kita sekarang dan lupa untuk membangun relasi kasih dengan Allah. 

Kesempatan masa prapaskah ini menjadi kesempatan bagi kita untuk membangun rahmat pertobatan bagi siapapun baik yang merasa hidup dalam dosa dan yang merasa unggul diri. Allah membuka tangan untuk mengundang kita hidup dalam relasi kasih yang akrab denganNya. 

Kontemplasi:

Bacalah dan renungkanlah setiap ayat dalam Yehezkiel hari ini. 

Refleksi:

Apakah dalam membangun relasi dengan Allah aku menghitung-hitung dosa dan jasa? Ataukah aku membangun relasi kasih dengan Allah dan pertoabtan yang terus menerus?

Doa: 

Ya Bapa,  bukan dosa ataupun jasa yang Kaupadang, tetapi hati yang taat dan penuh cinta kepadaMu. Ajarilah kami untuk hidup dalam kasih yang akrab dengaMu. 

Perutusan:

Datanglah kepada Allah dengan segala kerendahan hati dan rasakanlah pengampunan dan kasihNya.

(Morist MSF)

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here