Lentera Keluarga – Mencari Tuhan

0
698 views

Tahun A-2. Minggu Paska III

Senin, 27 April 2020

Bacaan: Kis 6:8-15; Mzm 119:23-24.26-27.29-30; Yoh 6:22-29.

Renungan: 

SETELAH mujijat penggandaan roti, orang banyak terus mencari dan mengikuti Yesus. Sampai Yesus berkata “ …sesungguhnya kami mencari Aku bukan karena telah melihat tanda-tanda, melainlan karena kamu telah makan roti itu dan kamu keyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai hidup yang kekal..”

Ada iming-iming yang mengatakan bahwa “ikut Yesus akan makmur hidupnya”, “ikut Yesus akan terjamin dan tidak berkekurangan”. Iming-iming ini benar tetapi tidak tepat jika kita letakkan dalam kerangkat kesuksesan dan kemakmuran hidup duniawi. Banyak orang karena mencari motivasi duniawi, enggan lagi dekat dengan Yesus karena semakin dekat Yesus dan semakin jadi orang baik “rejeki seret, proyek rugi, rekan busniss tidak tertarik lagi bergaul.” Sebenarnya orang mencari Tuhan itu hanya depannya saja, tetapi sesungguhnya yang dicari adalah kentungan pribadi. Kadang karena kebutuhan perut, perilaku kita jauh meninggalkan Tuhan bahkan menghalalkan segala cara.  Kemakmuran tetap harus dicari karena dengan kecukupan kita bisa membantu orang lain; tetapi tetap yang pertama yang harus kita utamakan adalah mencari Allah. 

Tuhan hari ini mengingatkan kita untuk mencari makanan yang tidak dapat binasa. Makanan apa itu? Makanan yang tidak dapat binasa yaitu Sabda Allah sendiri. “orang hidup tidak dari roti saja tetapi dari Sabda Allah”. Sabda Allah itu bukan hanya membaca Kitab Suci tetapi soal hidup selaras dengan sabda Allah. Jadi orang benar, orang baik, orang yang berbudi luhur, orang jujur, orang yang murah hati itu lebih memuliakan Allah. Walaupun di tengah pandemi ini, masing-masing dari kita perlu untuk hidup dan bertahan dalam situasi sulit, tetapi kita tidak boleh kehilangan martabat kita sebagai orang beriman. Ada banyak tangan yang dapat membantu kita untuk hidup sehari-hari dan perlu kita cari. Bagi kita yang berkelibihan kita pun harus membuka hati untuk mereka, tanpa harus menunggu hal-hal tersebut menjadi viral.  Kebaikan kita adalah makanan abadi yang tidak akan dimakan karat dan ngengat. 

Kontemplasi:

Gambarkanlah bagaimana Tuhan mengingatkan motivasi orang yang mengikutiNya. 

Refleksi:

Apa motivasi sebenarnya dalam hidupku ketika aku mengimani dan mengikuti Yesus?

Doa:

Ya Tuhan, semoga motivasiku semakin kumurnikan dalam mengikuti Engkau. Bebaskanlah aku dari mengedepankan kepentingan dan keinginan diriku sendiri. 

Perutusan:

Carilah dan kumpulkanlah makanan yang membawa hidup yang kekal. 

(Morist MSF)

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here