Lentera Keluarga – Menghadapi Maksud Jahat

0
1,149 views

Tahun C-1. Jumat Prapaska IV

Jumat, 5 April 2019. 

Bacaan: Keb 2:1a.12-22; Mzm 34:17-18.19-20.21.23; Yoh 7:1-2.10.25-30.

RENUNGAN: 

KITAB Kebijaksanaan menunjukkan bahwa orang baik tidak serta merta diterima. Mereka yang tidak menerima disebut sebagai orang-orang fasik, orang yang merancangkan kejahatan dan celaka terhadap orang baik karena hidupnya merasa terganggu. Membalik yang benar menjadi salah, dan yang salah diyakini sebagai kebenaran. Uraian Kebijaksanaan ini menjadi begitu jelas dalam kisah hidup Yesus. Benar bahwa Yesus wafat karena kefasikan, tetapi Ia menang menghadapi kefasikan itu kejernihan hidupNya dan konsistensi kebaikanNya pada saat-saat mengalami “serangan”. 

Mendengarkan berita hoax, pemutarbalikan fakta, tuduhan terbalik “maling teriak maling” kadang membuat kita tidak terima dan ingin segera membenarkan diri dan melawan karena “harga diri” kita sudah dicemarkan, terlebih lagi jika sahabat-sahabat kita itu mempercayainya. Lalu bagaimana menghadapi kefasikan?  Diam dan menerima begitu saja bukanlah solusi suci, karena kita sama dengan membiarkan kefasikan berkembang. 

Yang terutama kita perlu membangun sikap tahan uji yang nampak dalam kejernihan  budi, emosi dan hati. Namun kita juga harus tetap berani menyatakan kebenaran, lebih dari membela diri. Kefasikan tidak dapat dilawan dengan kefasikan tetapi dengan pernyataan kebenaran. Menegur, mengingatkan, menyatakan kebenaran tetap dilakukan dengan kejernihan budi, emosi dan hati. 

Kontemplasi:

Gambarkan bagaimana Kebijaksaaan mengisahkan cara kefasikan bekerja dan bagaimana orang benar harus bersikap.

Refleksi:

Bagaimana aku menghadapi berita tidak benar yang menyangkut tentang diriku, pekerjaan atau pelayananku? Apakah aku tahan uji dan berani menyatakan kebenaran?

Doa:

Ya Bapa, semoga dalam menghadapi sikap orang fasik, hatiku tetap jernih dan berani menyatakan kebenaran. 

Perutusan:

Kuasai diri anda sendiri dan nyatakanlah kebenaran dengan lantang dan konsisten. Kegelapan hanya dapat dihapus bukan oleh kegelapan, tetapi orang terang.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)  

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here